Jakarta (Pendis) - Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Kamaruddin Amin, memberikan apresiasi atas kajian ACDP (Analytical and Capacity Development Partnership) untuk studi 046 & 047 tentang Study on Skills Enhancement in Senior Secondary Madrasah and Study on Developing Capacity of Pesantren. Hal ini terungkap saat pertemuan "Final Workshop" yang diselenggarakan di Hotel Borobudur Jakarta, 3 April 2017. Hadir dalam kegiatan itu, Plt. Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Imam Syafe`i, sejumlah kepala subdit dan kepala seksi di lingkungan Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren serta di lingkungan Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan Madrasah (KSKKM), Inspektorat Jenderal, kalangan Pesantren, pimpinan Madrasah, perwakilan pengusaha, Asian Development Bank (ADB), stakeholder ACDP, dan Trans Intra Asia.
Menurut Kamaruddin, pesantren sebagai salah satu kajian ACDP, merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran yang sangat luar biasa. Untuk itu, pesantren perlu dibawa ke "ruang tengah" sehingga menjadi mainstreaming dalam arus pendidikan. Ia telah berperan baik dalam konteks kontribusinya terhadap APK (Angka Partisipasi Kasar) Pendidikan maupun Non-APK. Kehadiran PDF (Pendidikan Diniyah Formal) dan SPM (Satuan Pendidikan Muadalah) merupakan ikhtiar dalam rangka merevitalisasi pondok pesantren itu.
Pada kesempatan itu, guru besar UIN Makassar itu menyampaikan, "Kajian ACDP telah melahirkan sejumlah rekomendasi, diantaranya adalah akreditasi atau lembaga penjamin mutu pendidikan keagamaan Islam, termasuk pondok pesantren. Literatur untuk pondok pesantren perlu dilakukan penataan secara serius, sehingga kurikulumnya memiliki standar yang baik," papar guru besar UIN Makassar.
Pada sisi lain, Dirjen Pendidikan Islam ini menyatakan, "penetrasi ideologi trans-nasional belakangan ini sangat luar biasa. Ideologi trans-nasional ini merupakan musibah yang luar biasa, tidak hanya untuk pondok pesantren, tetapi juga bagi bangsa dan negara". Untuk itu, perlu dilakukan intervensi bagi pondok pesantren, agar ideologi trans-nasional ini dapat diminimalisasi.
Pada kesempatan yang sama, Kamaruddin Amin juga memberikan apresiasi pada studi ACDP tentang Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK). Menurutnya, MAK ini menjadi penting di antaranya untuk menjawab atas kompetensi lulusan Madrasah Aliyah di bidang industri atau usaha.
Acara workshop selanjutnya diisi dengan hasil kajian dan temuan studi ACDP yang dipaparkan oleh masing-masing tim serta diberikan tanggapan oleh sejumlah pihak. (swd/dod)
Bagikan: