Direktur GTK Madrasah saat menyampaikan arahan

Direktur GTK Madrasah saat menyampaikan arahan

Medan (Pendis) - Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Ditjen Pendis tengah melaksanakan program Pengembangan Anak Usia Dini secara Holistik dan Integratif (PAUD HI). Melalui skema percontohan atau piloting programe, terobosan ini akan dilakukan secara bertahap.

Saat ini, Direktorat GTK Madrasah tengah gencar melakukan sosialisasi sekaligus penguatan skill dan kompetensi guru serta pengawas RA pada aspek pengembangan anak usia dini. PAUD HI merupakan suatu pendekatan yang menyeluruh dalam memberikan perhatian terhadap perkembangan anak usia dini. Pendekatan ini tidak hanya memperhatikan aspek fisik, tetapi juga aspek kognitif, emosional, sosial, dan spiritual anak secara seimbang.

Direktur GTK Madrasah, Thobib Al Asyhar saat membuka kegiatan PAUD HI menyampaikan holistik dalam konteks ini mengacu pada pemahaman bahwa perkembangan anak merupakan kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan menjadi bagian-bagian yang terpisah. 

"Sehingga, perhatian terhadap anak usia dini sangatlah penting karena mereka berada pada periode emas (golden age) sekaligus masa kritis yang keberhasilannya sangat menentukan kualitas anak di masa dewasanya,” ujarnya di Medan, Rabu (24/04/2024).

Thobib menekankan bahwa layanan pendidikan pada RA harus dapat menyediakan layanan yang ramah anak, mulai dari penyediaan sarana dan prasarana pembelajaran maupun perlakuan dan sikap Guru/Kepala RA kepada anak didik. Di samping itu, menurutnya, keterpaduan layanan sosial dasar sangat diperlukan agar tunas bangsa dapat tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang baik untuk menjadi anak yang sehat, cerdas, ceria, dan berakhlak mulia.

Dihadapan para pengawas, guru RA, dan pejabat Kanwil Kemenag Sumut, Thobib menyebut kebutuhan tumbuh-kembang anak yang mencakup kesehatan, gizi, perawatan, pendidikan, pengasuhan, perlindungan dan kesejahteraan wajib dipenuhi oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah dengan berbagi peran dan tanggung jawab. 

"Terlindunginya anak dari segala bentuk kekerasan, penelantaran, perlakuan yang salah, dan eksploitasi di manapun anak berada, harus menjadi komitmen kita bersama," kata Thobib.

“PAUD HI ini juga menjadi bagian dari ikhtiar GTK Madrasah Kemenag dalam mencegah stunting sejak dini,” tambahnya.

Thobib menambahkan sejumlah langkah implementasi program ini sudah disiapkan, mulai dari sosialisasi secara massif kepada stake holders Raudhatul Athfal (RA), hingga penguatan skill para pengawas, guru RA, dan kepala RA sebagai pihak yang terlibat langsung dalam pendidikan anak usia dini.

"Kemenag akan melakukan sinergitas dengan Kementerian/Lembaga lain, seperti Kementerian Kesehatan, Kementerian PPPA, Kementerian Bappenas, Kementerian Kemendikbud Ristek, dan lainnya. Apalagi program ini menjadi target penting dari Rencana Aksi Nasional (RAN) yang dipelopori oleh Kemenko PMK," ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, Kasubdit Bina GTK RA, Zulpan Syarif melaporkan kegiatan Penguatan Program Layanan Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratik (PAUD HI) pada RA dilaksanaan di Hotel Swiss-Belinn Medan Jl. Gajah Mada No.49, Babura, Kec. Medan Baru, Kota Medan, pada hari Rabu sampai dengan Jumat, tanggal 24 s.d. 26 April 2024.

Zulpan berharap, peserta yang mengikuti penguatan ini dapat mengetahui dan memahami layanan yang bermutu, menyeluruh dan melibatkan komitmen seluruh unsur terkait, Pemerintah dalam hal ini Kemeterian Agama bahwa penyelenggaraan PAUD pada RA harus dilakukan secara Holistik Integratif.

"Selain itu, saya juga berharap peserta dapat mengetahui konsep pengembangan anak usia dini Holistik Integratif pada RA yang dilakukan untuk memenuhi seluruh kebutuhan esensial anak yang beragam dan saling terkait secara simultan, sistematis, dan terintegrasi," harapnya.

Hadir sebagai narasumber, perwakilan dari Kemenko PMK (Dian Vitasari), Kementerian Bappenas (Sularsono), Kemendikbud Ristek (Nurman Siagian), Ketua IGRA Sumut, Hayatun Mardhiyah, Kasubdit GTK RA, Zulpan Syarif Hasibuan, dan Kabid Penmad Kanwil Kemenag Provinsi Sumut. Giat ini diikuti 250 guru dan pengawas RA, baik luring maupun daring.