Jakarta (Dit. PAI)-Rangkaian kegiatan revisi capaian pembelajaran kurikulum merdeka PAI dan Budi Pekerti telah rampung dilaksanakan." />

Kemenag Siapkan Tindak Lanjut Hasil Revisi Capaian Pembelajaran PAI

Illustrasi Foto (Direktorat PAI Kemenag)

Jakarta (Dit. PAI)-Rangkaian kegiatan revisi capaian pembelajaran kurikulum merdeka PAI dan Budi Pekerti telah rampung dilaksanakan. Kemenag dalam hal ini Direktorat PAI, secara aktif ikut terlibat dalam tahapan demi tahapan kegiatan revisi capaian pembelajaran yang diselenggarakan oleh Pusat Kurikulum dan Pembelajaran (Puskurjar) Kemendikbudristek.


Draf capaian pembelajaran PAI dan Budi Pekerti untuk sekolah reguler maupun pendidikan khusus yang sudah selesai direviu akan didalami oleh Puskurjar. Selanjutnya, Puskurjar akan mengirimkan draf capaian pembelajaran kelompok pendidikan agama (PAI dan pendidikan agama lainnya) ke Kemenag untuk mendapatkan persetujuan sebelum nantinya ditetapkan oleh Kemendikbudristek.


Keterangan tersebut sebagaimana disampaikan oleh Pelaksana tugas Kepala Puskurjar Kemendikbudristek Zulfikri Anas, dalam kegiatan Pengembangan Perencanaan Pembelajaran untuk Pendidikan Khusus, yang diselenggarakan pada 24-26 Agustus 2023 di Hotel Merlynn Park, Jakarta Pusat.


Menanggapi perkembangan revisi capaian pembelajaran PAI dan Budi Pekerti, Direktur Pendidikan Agama Islam Amrullah, sangat mengapresiasi kinerja tim reviu capaian pembelajaran Direktorat Pendidikan Agama Islam. Menurutnya, tim yang diutus mewakili direktorat sudah cukup kompeten dan bekerja secara maksimal sehingga hasil revisi capaian pembelajaran PAI dan Budi Pekerti dapat dikatakan sesuai target yang diharapkan.


”Untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, insya Allah sudah rampung. Pengawalan terus dilakukan sejak awal penyusunan sampai akhir, mudah-mudahan tidak ada yang bermasalah di kemudian hari,” tukas Amrullah saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, Senin (04/09/2023).


Amrullah juga menyampaikan bahwa tugas direktorat berikutnya adalah menyiapkan buku teks utama PAI dan Budi Pekerti berdasarkan capaian pembelajaran terbaru. Hal tersebut sebagai konsekuensi amanat UU No. 3 Tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan, bahwa penyusunan buku teks utama oleh Pemerintah Pusat dilakukan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama untuk mata pelajaran pendidikan agama dan mata pelajaran yang digunakan pada pendidikan keagamaan.


“Direktorat sedang merancang langkah-langkah apa yang harus dilakukan dalam penyusunan buku teks utama PAI dan Budi Pekerti. Kami berharap semuanya dapat berjalan sesuai yang direncanakan” ujar Amrullah.


Senada dengan Amrullah, Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP) Ahli Muda pada Subdit PAI pada SMA/SMALB/SMK Direktorat Pendidikan Agama Islam Ida Farida, dalam keterangannya (04/09/2023) menyatakan bahwa berbagai tahapan persiapan penyusunan buku teks utama tengah dilakukan. Dari ketersediaan anggaran, ida menjelaskan bahwa anggaran penyusunan buku teks utama belum masuk dalam DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) Direktorat Pendidikan Agama Islam Tahun 2023. Namun, dirinya optimis permasalahan tersebut nantinya dapat teratasi.


“Walaupun anggaran belum masuk dalam perencanaan awal, panduan penyusunan serta mekanisme rekrutmen penulis dalam tahap penyempurnaan. Targetnya, buku teks utama PAI dapat tersedia pada semester ganjil tahun ajaran 2024/2025. Waktunya sangat pendek terlebih dengan pertimbangan kualitas dan dinamika keagamaan nasional. Kami mencoba mengoptimalkan waktu yang ada,” terang Ida yang mendapat mandat melakukan penyiapan penyusunan buku teks utama PAI.


Ditemui bersama Ida, PTP Ahli Muda pada Subdit PAI pada SMP/SMPLB Direktorat PAI Herry Zakaria Anshary menambahkan, bahwa buku teks utama yang nantinya disusun harus memiliki kekhasan dikarenakan kerangka berpikir kurikulum merdeka itu sendiri yang menghendaki adanya perubahan pola berpikir dalam kegiatan belajar mengajar. Herry menggarisbawahi bahwa kurikulum merdeka menghendaki agar setiap guru memiliki kemampuan dalam mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi.


“Penyusunan buku teks utama dalam perspektif kurikulum merdeka mempunyai tantangan dan paradigma berfikir tersendiri, terutama dalam menentukan langkah-langkah pembelajaran. Buku tersebut akan berisi komponen tujuan, langkah-langkah pembelajaran, materi, asesmen, dan perangkat pembelajaran lainnya, agar guru terbantu menerjemahkan pembelajaran berdiferensiasi (teaching in variety of levels) pada setiap aktivitas belajar mengajar yang dilakukannya,” pungkas Herry. (Herry/Apr)





Terkait