Mamuju (Pendis) - Ditjen Pendidikan Islam melalui Bagian Perencanaan menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Penguatan Tenaga Perencanaan Program Pendidikan Islam di Mamuju pada 22 s.d 24 Mei 2017. Ini kali ke empat, setelah sebelumnya dilakukan kegiatan serupa di Mataram Nusa Tenggara Barat, Kendari Sulawesi Tenggara dan Medan Sumatera Utara. Kegiatan ini melibatkan para pejabat dan tenaga perencana di lingkungan Kanwil Kemenag Propinsi Sulawesi Barat, Kankemenag Kabupaten/Kota dan Madrasah Negeri se-Sulawesi Barat dan Ditjen Pendidikan Islam Pusat.
Tujuan kegiatan ini sebagaimana disampaikan Ketua Pelaksana Kegiatan Muhammad Arief Fatullah, S.Pd.I (Kasubag Perencanaan & Anggaran KSKK dan GTK Madrasah) adalah selain sebagai peningkatan kapasitas perencanaan program pendidikan Islam khususnya di satker-satker di propinsi Sulawesi Barat dan juga untuk peningkatan dari sisi koordinasi antara tenaga perencana Ditjen Pendidikan Islam Pusat dan satker-satker di daerah.
"Tenaga perencana merupakan ujung tombak, yang menentukan baik buruknya perencanaan di satker daerah, diharapkan melalui kegiatan ini bisa menyelaraskan program pendis, sehingga target pembangunan pendidikan Islam bisa tercapai," tutur Arief disela-sela penyampaian laporan pelaksanaan kegiatan Bimtek di Mamuju (22/5).
Dalam acara pembukaan Bimtek tersebut, Kepala Bagian Tata Usaha Kantor Wilayah Kemenag Propinsi Sulawesi Barat Dr. Muhammad Dinar Faisal, S.Ag, M.Si, menekankan pentingnya penguatan perencanaan.
"Pada aspek perencanaan inilah yang perlu kita perkuat sekarang, penguatan tenaga perencanaan itu penting sekali, karena dalam teori manajemen, perencanaan itu yang paling penting, bagaimana membuat perencanaan yang matang lalu bagaimana menganggarkannya, sehingga tidak ada temuan karena adanya ketidaksesuaian antara output dan akun," tutur mantan Kepala Seksi Madrasah ini.
Dinar Faisal pun mengungkapkan adanya sejumlah kendala penyusunan anggaran yang masih terjadi selama ini yaitu dalam hal perbedaan program/kegiatan pada saat diusulkan dengan pada saat penyusunan pagu. Oleh karena itu para operator yang ada supaya menjalin koordinasi, komunikasi antar operator dengan eksekutor, antar eksekutor dengan regulator.
"Kalau ketiganya saling sinergi maka penyusunan perencanaan anggaran akan berjalan dengan baik," pungkas Faisal yang juga mantan Kepala Bidang Pendidikan Madrasah ini. (khan/dod)
Bagikan: