Hidup ini pilihan, memilih jalan. Ada jalan iman (lurus, benar) dan jalan kufur (salah, sesat). Manusia bebas memilih jalan hidup bahagia atau menderita. Karena itu, esensi hidup adalah memilih jalan yang mengantarkan kepada surga atau neraka.
Orang beriman pasti merindukan surga, karena kenikmatan surgawi itu merupakan cita-cita dan harapan mulia. Setiap Mukmin pasti selalu bermunajat dengan doa “sapu jagat”: “Ya Allah, anugerahilah kami kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat, serta lindungilah kami dari siksa neraka.” (QS al-Baqarah [2]: 201).
Menjadi perindu surga merupakan pilihan terbaik, karena manusia itu makhluk paling sempurna. Ia dianugerahi piranti paling lengkap: fisik tegak, pancaindera, akal, hati, dan syariat melalui Rasul-Nya. “Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Mahatinggi, yang menciptakan, lalu menyempurnakan (ciptaan-Nya). Yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk.” (QS al-A’la [87]: 1-3).
Setidaknya, ada enam golongan perindu dan dirindukan surga. Pertama, golongan orang beriman dan beramal shalih. “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka akan mendapat surga-surga yang penuh kenikmatan.” (QS Luqman [31]: 8). “Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itu penghuni surga. Mereka kekal di dalamnya.” (QS al-Baqarah [2]: 82).
Iman, ilmu, dan amal saleh merupakan modal spiritual yang dirindukan surga Firdaus. “Sungguh, orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, untuk mereka disediakan surga Firdaus sebagai tempat tinggal, mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin pindah dari sana. (QS al-Kahfi [18]: 107-108)
Kedua, perindu surga itu berbisnis iman dan jihad di jalan Allah. “Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri maupun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah; sehingga mereka membunuh atau terbunuh, (sebagai) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan demikian itulah kemenangan yang agung.” (QS At-Taubah [9]:111)
Ketiga, perindu surga merendahkan diri di hadapan Allah, tidak sombong, dan tidak angkuh. Orang yang rendah hati, tidak sombong dirindukan surga. Karena, Nabi SAW bersabda: “Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan, meski seberat atom”. (HR Muslim). “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan dan merendahkan diri kepada Tuhan, mereka itu penghuni surga, mereka kekal di dalamnya.” (QS Hud [11]:23)
Keempat, perindu surga senantiasa takut kepada Allah dan mengendalikan hawa nafsunya. Karena, takut kepada-Nya berarti takut kepada azab-Nya, sehingga selalu meninggalkan kemaksiatan dan kemungkaran. Mengendalikan hawa nafsunya berarti mengedepankan ketaatan dan kebajikan, daripada menuruti egoisitas dan syahwatnya. “Adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari (keinginan) hawa nafsunya, maka sungguh, surgalah tempat tinggal(nya).” (QS An-Nazi`at [79]:40-41)
Kelima, perindu surga adalah orang-orang bertakwa dan berlaku ihsan. “Dan sekiranya Ahli Kitab itu beriman dan bertakwa, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahan mereka, dan mereka tentu Kami masukkan ke dalam surga-surga yang penuh kenikmatan.” (QS al-Maidah [5]: 65) “Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya (kenikmatan melihat Allah). Dan wajah mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) dalam kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya.” (QS Yunus [10]: 26) “Itulah surga yang akan Kami wariskan kepada hamba-hamba Kami yang selalu bertakwa.” (QS Maryam [19]:63)
Keenam, perindu surga berakidah tauhid dan istikamah, teguh pendirian dalam ketaatan. Sesungguhnya orang-orang yang berkata, "Tuhan kami adalah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu." (QS Fushshilat[41]:30)
Dengan demikian, prindu surga memaknai hidup sebuah anugerah yang harus disyukuri meskipun sedang ditimpa musibah. Perindu surga senantiasa menjadikan iman, islam, dan ihsan; iman, ilmu, dan amal shaleh; zikir, pikir, taghyir (melakukan perubahan) dengan berbuat kebajikan (al-birr) sebagai modal spiritual, bekal takwa, dan tiket surganya.
Perindu surga selalu menghiasi hidupnya dengan narasi dan ekspektasi positif. “Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya diantar ke dalam surga secara berombongan, sehingga apabila mereka sampai kepadanya (surga) dan pintu-pintunya telah dibukakan, penjaga-penjaganya berkata kepada mereka, "Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu! Maka masuklah, kamu kekal di dalamnya." (QS Az-Zumar [39]:73). Perindu surga bergaya hidup takwa, selalu beristighfar, dan membeli tiket masuk surga, karena hidup ini sebentar, tidak lama, dan tidak ada yang menggaransi kita pasti masuk surga.
Dr. Muhbib Abdul Wahab, M.Ag (Dosen Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
Tags:
PTKINKerenBagikan: