Jakarta (Kemenag) – Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) optimis pembentukan Pusat Pembiayaan Pendidikan Agama dan Keagamaan (PUSPENMA) oleh Kementerian Agama akan membawa angin segar dalam tata kelola beasiswa yang lebih profesional, terarah, dan sesuai ekspektasi masyarakat.
Optimisme ini disampaikan dalam kegiatan Pemetaan Kapasitas Bahasa Inggris yang digelar di Bandung, hasil kolaborasi PUSPENMA dengan Indonesian International Education Foundation (IIEF), Kamis (19/12/24).
“Pembentukan PUSPENMA menjadi bukti keseriusan Kementerian Agama dalam mengelola pembiayaan pendidikan secara lebih sistematis,” ujar Wakil Rektor I UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Dadan Rusmana. Ia juga memuji langkah cepat PUSPENMA yang telah memulai pemetaan Bahasa Inggris sebagai dasar peningkatan kapasitas calon penerima beasiswa.
Senada dengan hal tersebut, Kepala Pusat Pengembangan Bahasa UIN Sunan Ampel Surabaya, Budiono, menyatakan kesiapan pihaknya untuk mendukung kesuksesan program beasiswa Kemenag. “Kami siap menjadi mitra strategis dalam meningkatkan kapasitas bahasa Inggris para calon penerima beasiswa,” tegasnya.
Menurut Kepala PUSPENMA, Ruchman Basori, lembaga ini dibentuk berdasarkan PMA Nomor 25 Tahun 2024 dengan fokus pada pengelolaan pembiayaan pendidikan yang strategis. “PUSPENMA berperan penting dalam layanan beasiswa, Program Indonesia Pintar (PIP), Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP Kuliah), hingga Dana Abadi Pesantren,” katanya.
Ruchman menambahkan, pemetaan Bahasa Inggris ini menjadi bagian dari upaya persiapan rekrutmen beasiswa tahun 2025, setelah absen pada 2024. Ia berharap LPDP kembali memberikan alokasi anggaran untuk program ini.
Kegiatan Pemetaan Bahasa Inggris ini melibatkan total 354 peserta dari seluruh Indonesia. Batch I berlangsung di UIN Sunan Ampel Surabaya, UIN Alauddin Makassar, dan UIN Antasari Banjarmasin pada 16–18 Desember 2024. Batch II digelar di UIN Sunan Gunung Djati Bandung dan UIN Raden Patah Palembang pada 18–20 Desember 2024.
Melalui kegiatan ini, Kemenag dan PUSPENMA berharap dapat menghasilkan gambaran awal kemampuan bahasa Inggris calon awardee, sehingga program peningkatan kapasitas dapat dirancang lebih efektif.
“Pusat Bahasa PTKIN dapat mengembangkan program berbasis hasil pemetaan ini, untuk memastikan setiap calon penerima beasiswa memenuhi standar internasional,” ujar Arif Jamhari dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Langkah strategis ini menunjukkan komitmen Kemenag untuk terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang kompetitif dan berdaya saing global.
Bagikan: