Banjarbaru (Pendis)--Dalam rangka pengabdian kepada masyarakat, Pusat Studi Gender, Anak, dan Disabilitas (PSGAD) Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin mengadakan sosialisasi pencegahan kekerasan seksual di tiga pesantren.

Sosialisasi ini diawali pada Ahad (27/6/2025), di Pesantren Raudatul Muta’allimin Annadahdliyah di Kota Banjarbaru. Hadir sebagai pemateri adalah Dosen Norlaila, Dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman berada di pesantren, ia mengangkat tema terkait pendidikan seksualitas yang selama ini disajikan secara parsial.

Menurut Norlaila, santri sudah dibekali tentang fikih terkait bersuci, menjaga kebersihan badan dan materi tentang akil balig, baik bagi santri laki-laki dan perempuan. Ia menegaskan, materi pencegahan kekerasan seksual melengkapi dan juga menjadi penting, dikarenakan kondisi yang mengharuskan dan memang sudah menjadi tuntutan dari perkembangan zaman.

“Dalam lingkungan, tidak terkecuali dalam lingkup pendidikan, ada relasi kuasa yang memungkinkan pihak yang lebih dominan merasa memiliki kekuatan dan akhirnya memanfaatkan korban yang lebih lemah. Maka pelecehan dan kekerasan seksual bisa terjadi dalam lingkungan pendidikan,” ungkap Norlaila.

Sosialisasi berikutnya diadakan di Pesantren Nurul Jannah di Kota Banjarmasin pada Selasa (17/6), dan yang ketiga di Pesantren Darul Ilmi Putri Banjarbaru pada Rabu (25/6). Materi disampaikan Koordinator PSGAD Helma Nuraini berkaitan dengan gender dan kekerasan seksual.

Kegiatan diawali dengan diskusi mengenai perbedaan laki-laki dan perempuan, serta mengapa Allah Swt. menciptakan keduanya berbeda. Berikutnya Helma menjelaskan jenis-jenis kekerasan seksual, hal-hal yang harus diwaspadai, apa yang bisa dilakukan untuk mencegah, serta apa yang harus dilakukan jika kekerasan seksual terjadi.

Selama sesi sosialisasi, para santri cukup terbuka untuk menceritakan mengenai konten kekerasan seksual yang mereka temui di media sosial baik kepada perempuan maupun lelaki, dan menanyakan kekerasan seksual yang dilakukan oleh sesama jenis.

“Hal ini cukup meresahkan sekaligus juga membuka mata, bahwa membicarakan tentang seksualitas jangan lagi dibatasi karena alasan tabu,” tegas Helma.

Kegiatan ini terselenggara atas inisiasi kerja sama yang dipelopori Aulia Aziza dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yang memang memiliki perhatian kuat dalam rangka mendorong pesantren-pesantren agar para santri memiliki literasi terkait kekerasan seksual.

“Alhamdulillah, kegiatan ini bisa terselenggara dengan baik,” ungkapnya.

Aulia secara khusus sangat mendukung sosialisasi ini, karena merasa memiliki tanggung jawab, seiring telah dibesarkan di pesantren, dan tema disertasi yang diangkatnya juga berkaitan dengan pesantren.

“Saya mendukung penuh PSGAD UIN Antasari dalam misinya menyosialisasikan Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS), khususnya di pesantren-pesantren,” tegasnya.

Pihak PSGAD pun mendapatkan tanggapan cukup baik dari pengelola pesantren terkait kegiatan ini, sekaligus berharap dapat terus dilangsungkan dengan pengayaan atau bentuk-bentuk kerja sama lainnya, dalam rangka menciptakan ruang yang nyaman dan aman di dalam lingkungan pendidikan, khususnya bagi para santri di Kalimantan Selatan.