Bandung (Pendis) - Direktorat Jenderal Pendidikan Islam hari ini menggelar Uji Pengetahuan Program Pendidikan Profesi Guru (UP PPG) binaan Kementerian Agama.
Total ada 16.717 guru yang mengikuti UP PPG yang digelar secara daring dan dipusatkan pada 10 Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Ke-10 LPTK tersebut adalah UIN Alauddin Makassar, UIN Mataram, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, UIN Raden Fatah Palembang, UIN Sunan Ampel Surabaya, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, UIN Sunan Kalijaga Jogyakarta, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN Walisongo Semarang, dan IAKN Ambon.
Giat ini menjadi rangkaian upaya untuk melahirkan guru-guru profesional. "Guru profesional adalah insan yang memiliki kualifikasi, kompetensi, dedikasi, dan komitmen yang kuat dalam memberikan layanan pendidikan kepada siswa," ujar Dirjen Pendidikan Islam, M. Ali Ramdhani saat memantau UP PPG di UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Sabtu (09/09/2023).
Hadir, Rektor UIN Bandung Prof. Rosihon, Wakil Rektor II Prof Tedi Priatna, Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Fakry Hamdani, dan unsur pimpinan UIN Bandung.
Kang Dhani, sapaan akrab Dirjen Pendidikan Islam, menjelaskan bahwa untuk meningkatkan kapasitas guru, salah satu upaya yang dilakukan adalah pelaksanaan PPG. Salah satu tahapan penting dalam PPG adalah pelaksanaan Uji Pengetahuan (UP).
"UP ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat pemahaman pengetahuan, keterampilan, dan perilaku, serta berbagai kompetensi lainnya dari peserta didik PPG," sebutnya.
"Alhamdulillah, secara umum UP berjalan baik, meski masih dijumpai beberapa kendala teknis berupa keterbatasan akses jaringan, terutama di wilayah yang jaringan internetnya kurang baik," sambungnya.
Menurut Kang Dhani, UP PPG juga diikuti guru yang memiliki keterbatasan (disabilitas). "Mekanisme UP didesain memberikan kekhususan pada guru tunanetra," ujar Dhani.
Dia berharap, UP PPG yang berkualitas, menghasilkan guru profesional. Yaitu, guru yang tidak sekedar membantu siswa dalam hal akademik, tetapi juga menopang siswa untuk dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sebagai insan yang bermartabat.
Terpisah, Direktur Pendidikan Tinggi Islam (Diktis) Ahmad Zainul Hamdi mengatakan, peran pengawas UP sangat penting. Pengawas diharapkan mampu memahami segala kondisi para guru secara manusiawi. "Pengawas juga harus mampu memberikan asistensi dan mengayomi terlebih bagi guru disabilitas," sebut pria yang akrab disapa Ahmad Inung saat memantau pelaksanaan UP di UIN Sunan Ampel Surabaya.
Selaku Ketua Panitia Nasional PPG Kementerian Agama, Inung berpesan agar semua pihak meneguhkan semangat integritas dan profesionalitas. "Panitia Nasional PPG akan terus berjuang mengutamakan semangat kelulusan UP ini melalui kebijakan strategis," tutupnya.
Sekretaris Panitia Nasional PPG Kementerian Agama, Mustofa Fahmi menambahkan, peserta Uji Pengetahuan ini bukan hanya mahasiswa PPG yang berstatus First Taker dan Retaker. UP ini juga melibatkan ratusan guru Eks PLPG Tahun 2017.
Sebanyak 16.717 guru itu terdiri atas: 7.660 guru madrasah; 8.087 guru PAI pada Sekolah; 385 guru Bimas Kristen; 566 guru Bimas Katolik; 16 guru Bimas Hindu; dan 3 guru Bimas Buddha.
Fahmi menjelaskan, setelah UP PPG, pihaknya akan menggelar evaluasi nasional. Evaluasi akan membahas berbagai hal, mulai dari efektifitas perangkat akademik sampai tata kelola layanan.
"Insya Allah, nanti kita targetkan awal akhir bulan September akan kita umumkan hasil kelulusan UP secara nasional. Semoga hasil kelulusan UP ini memperoleh hasil yang maksimal," tandasnya.
Bagikan: