Banda Aceh (Pendis) --- Sebanyak 47 orang yang terdiri dari guru dan tenaga kependidikan madrasah di wilayah Provinsi Aceh mengikuti penguatan kompetensi yang diselenggarakan Direktorat Guru Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Ditjen Pendidikan Islam Kemenag RI di Banda Aceh mulai 9-11 Juli 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian program prioritas Direktorat GTK Madrasah seperti yang disampaikan oleh Direktur GTK Madrasah Thobib Al Asyhar. Menurutnya, kebijakan yang ada di Direktorat GTK Madrasah harus memberikan kontribusi yang nyata bagi masyarakat luas.
"Banyak pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan Bersama. Mulai dari peningkatan kompetensi guru, peningkatan kesejahteraan guru, peningkatan kualifikasi guru, hingga peningkatan karir guru," ungkap pria yang akrab disapa Thobib.
Thobib juga menekankan pentingnya menerapkan pembelajaran yang selaras dengan perkembangan zaman, sehingga guru terus dituntut adaptif. "Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Sayyidina Ali bin Abi Thalib bahwa kita harus mendidik anak - anak kita sesuai dengan zamannya. Karena mereka hidup bukan di zaman ketika orang tua hidup, pesan ini secara tersurat menjelaskan bahwa anak - anak sekarang harus dididik secara aktif, bukan secara pasif. Sehingga, anak bukan lagi sebagai objek pembelajaran, namun sebagai subjek pembelajaran bersama dengan para pendidik untuk bersama - sama memecahkan masalah kehidupan," sambungya.
Thobib juga menerangkan bahwa Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah saat ini mulai menerapkan transformasi digital secara masif. Hal ini selaras dengan arahan dari Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas agar seluruh program - program yang ada di Kementerian Agama melakukan transformasi digital.
Kepala Subdirektorat Bina Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah Fakhrurozi melalui Kasubtim Bina Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah Khaerul Umam mengatakan, upaya mewujudkan Indonesia Emas 2045 harus sejalan dengan penyiapan generasi unggul secara intelektual maupun moral, sehingga siap menghadapi berbagai tantangan zaman.
Selain itu kata Khaerul, dalam pelaksanaan di lapangan, guru menjadi ujung tombak penentu keberhasilan tujuan pendidikan. Untuk itu, pada pelaksanaan pendidikan, guru merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan kualitasnya.
Secara formal, pendidikan tidak terlepas dari kurikulum yang dirancang. Kurikulum merupakan salah satu instrumen yang berperan penting dalam mencapai tujuan pendidikan. Hal ini mengharuskan guru perlu memahami kurikulum untuk memudahkan proses implementasinya.
Kehadiran Kurikulum Merdeka mendorong guru untuk memahami konsep dan implementasinya melalui pembelajaran kontekstual. Guru diharapkan mampu memetakan kemampuan masing-masing siswa, lalu mentransformasikan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan. Sebagai kurikulum prototipe yang diluncurkan pada 2022, tentu dalam penerapan di sekolah membutuhkan adaptasi pendidik untuk menjadi acuan pada proses pembelajaran.
"Kita harus menjadikan agama sebagai sumber inspirasi bagi lahirnya penalaran dan temuan-temuan ilmiah, dan inilah kunci dari pada pembelajaran kontekstual yang menjadi inti dari kurikulum merdeka yang sedang kita galakkan," tandasnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh Azhari pada pembukaan kegiatan ini mengatakan bahwa guru dan tenaga kependidikan yang mendapat kesempatan pembinaan dan pelatihan, bisa menularkan kompetensi atau kapasitas pengetahuan dan keterampilannya pada mitra guru yang lain.
"Kami harapkan juga, para peserta bisa mengintegrasikan bahan ajar dan kebijakannya dengan nilai agama yang moderat. Disinilah pentingnya implementasi moderasi beragama," harapnya.
Guru yang hadir adalah guru yang terpilih dari berbagai pertimbangan kualifikasi dan kompetensi. Maka Kakanwil berharap seluruh peserta bisa menerapkan ilmu yang adakepada muridnya dan menularkannya kepada guru lain.
Apalagi kegiatan yang berharga ini, ungkap Azhari, disampaikan oleh narasumber dengan kepakaran akademik yang mumpuni dari perguruan tinggi dan praktisi pendidikan.
Kakanwil menyampaikan sambutan dan arahan pembukaan didampingi Kabid Pendidikan Madrasah (Penmad) Kanwil Kemenag Aceh Zulkifli, Direktur GTK dan Kasubdit Bina GTK MI dan MTs Fakhrurozi.
Adapun narasumber yang dihadirkan dalam kesempatan ini adalah Guru Besar bidang pendidikan Prof. Dr. Subanji, SP.d., M.Si dengan Konsep Pengajaran Kontekstual dengan Prinsip 3R (Religious, Reasoning, and Research) best practice di lembaga pendidikan unggulan.
Tampil juga Aktivis Penggerak Literasi Eri Fauzi, M.Pd, dengan tema Pembelajaran Berbasis Komunitas: Meningkatkan Literasi Membaca dan Menulis. Dan materi Moderasi Beragama sebagai Tools dalam Pembelajaran Kontekstual bersama Dr Nur Afif MPdI dari Universitas PTIQ Jakarta.
Bagikan: