Semarang (Kemenag) - Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama menyelenggarakan pelatihan pengelolaan kegiatan laboran dan pustakawan madrasah. Peserta pelatihan ini mencakup laboran, calon laboran, pustakawan, serta guru Madrasah Aliyah dan Madrasah Tsanawiyah seluruh Indonesia, dan berlangsung selama 3 hari, 22-24 Agustus, di Semarang.
Kepala Subag Tata Usaha Direktorat GTK Madrasah, Sidik Sisdiyanto mengatakan, pelatihan yang diselenggarakan bertujuan untuk memberikan wawasan kepada laboran dan calon laboran terkait cara merawat laboratorium di madrasah sesuai dengan standar yang sudah disiapkan supaya mendapatkan sertifikasi pengelolaan laboran.
"Peran laboran madrasah sangat strategis, sebab ikut terlibat mengembangkan pembelajaran di madrasah," ujar Sidik di Semarang, Jumat (23/8).
Selain itu, lanjut Sidik, perlunya pengembangan literasi di madrasah. Menurutnya, literasi merupakan salah satu indikator utama kesuksesan pendidikan dan menjadi modal utama untuk mencetak sumberdaya manusia yang unggul dan berkualitas.
"Literasi di madrasah adalah suatu keharusan, mencakup kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis, para siswa. Dengan peningkatan kompetensi pustakawan dan kualitas perpustakaan diharapkan madrasah akan memiliki budaya literasi yang kuat," kata Sidik
Laboran UIN Walisongo Semarang Widyastuti, memberikan tips kepada para laboran, untuk merekrut siswa-siswi yang berkompeten dalam bidang manajemen laboratorium untuk ikut andil dalam pengembangan laboratorium di masing-masing lembaga.
"Pelatihan kepada siswa-siswi dapat dilakukan dengan cara memberikan tugas hasil praktek dalam sebuah laporan. Selain laporan dalam bentuk tulisan, beliau juga menyarankan untuk membuatnya dalam bentuk video edukasi," ujar Widyastuti.
Salah satu narasumber, Anita Karunia Zuztriani, menyampaikan pentingnya tata cara pengelolaan, struktural laboratorium, serta sertifikasi diklat laboran dan pustakawan master. Menurutnya, seorang laboran sekaligus sebagai teknisi laboratorium, maka dia harus memiliki kemampuan dan ketrampilan membantu guru di laboratorium. "Struktur laboran harus jelas sesuai dengan sertifikasinya," imbuhnya.
Selain pelatihan di dalam ruangan, para peserta pelatihan diajak berkunjungan ke laboratorium Fakultas Sains dan Teknologi di UIN Walisongo Semarang. Kunjungan ini dilaksanakan untuk percontohan langsung mengenai pengelolaan laboratorium yang sesuai dengan standarisasi. (M Yani)
Bagikan: