Batam (Pendis) - Kementerian Agama melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam menghelat Pelatihan Madrasah Ramah Gender. Kegiatan tersebut diikuti oleh para guru, kepala madrasah dan pengawas yang tersebar dari berbagai provinsi pada 4-7 Juli 2023.
Kegiatan dilaksanakan bertujuan untuk mencetak guru, kepala madrasah dan pengawas agar memiliki wawasan gender yang komprehensif. Sehingga para guru, kamad dan pengawas yang mengikuti kegiatan tersebut dapat menyebarluaskan nilai-nilai kesetaraan gender di madrasahnya masing-masing.
Kepala Subdirektorat Bina Guru MI dan MTs, Ainurrafiq menyampaikan isu kesetaraan gender merupakan isu yang kurang digarap secara serius oleh madrasah. Padahal madrasah perlu menerapkan nilai-nilai kesetaraan gender sebagai upaya preventif untuk menghindari tindakan-tindakan negatif seperti diskriminasi, bullying, hingga kekerasan seksual.
"Kami berharap dengan adanya kegiatan ini dapat mencetak duta-duta kesetaraan gender di madrasah, sehingga kita dapat menciptakan lingkungan madrasah yang ramah gender", ungkap Ainurrafiq.
Pada kesempatan yang sama, Koordinator Komponen 3 PMU - MEQR, Anis Masykhur menegaskan bahwa lulusan peserta kegiatan Pelatihan Madrasah Ramah Gender nantinya harus dapat menjadi instruktur yang dapat meluruskan nilai-nilai kesetaraan gender yang selama ini mengalami miskonsepsi.
Menurut Anis, kesetaraan gender tidak bisa hanya dipahami sebagai kesetaraan antara laki-laki dan perempuan secara biologis, akan tetapi kesetaraan gender harus dipahami bahwa laki-laki dan perempuan harus dapat berjalan beriringan demi maslahat bersama.
"Seringkali orang-orang memahami tafsir Surat An-Nisa ayat 34 hanya terbatas pada aspek biologis, padahal beberapa tafsir kontemporer sudah menjelaskan bahwasanya ayat tersebut harus dipahami secara sosiologis, apabila ayat tersebut hanya dipahami secara biologis, tentu tidak akan ada pemimpin-pemimpin perempuan seperti sekarang", ungkap Anis.
Lebih lanjut, Anis juga menjelaskan pentingnya untuk menyebarluaskan nilai-nilai madrasah ramah gender. Menurutnya, apabila madrasah sudah menerapkan nilai-nilai kesetaraan gender, maka tindakan-tindakan negatif seperti diskriminasi, bullying dan kekerasan seksual dapat dicegah lebih dini, pungkasnya.
Tags:
#MadrasahRamahGenderBagikan: