Jakarta (Kemenag) – Kementerian Agama RI telah menggelar FGD Program Capaian Target Proyek Madrasah Reform atau Realizing Education’s Promise-Madrasah Education Quality Reform (REP-MEQR) selama lima tahun terakhir.
Dalam sambutannya, Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Abu Rokhmad, mengapresiasi keberhasilan REP-MEQR dalam mendukung transformasi pendidikan madrasah di Indonesia. "Proyek ini telah menghasilkan dampak luar biasa, khususnya melalui pelaksanaan AKMI, bantuan rehabilitasi berat, dan pengembangan Madrasah Digital Learning (MDL)," ujar Abu di Jakarta pada Senin (16/12/2024).
Ia juga menyoroti capaian serapan anggaran sebesar 89,94% dari total pinjaman sebesar 250 juta dolar AS. Namun, potensi anggaran yang tidak terserap sebesar 25,15 juta dolar AS sedang diupayakan melalui proses partial cancellation ke Bank Dunia.
Melalui proyek REP-MEQR, madrasah di Indonesia telah menunjukkan kemajuan signifikan menuju pendidikan berkualitas dunia. "Kami berharap hasil dari proyek ini, baik dalam bentuk program maupun aset, dapat terus dimanfaatkan untuk mendukung transformasi pendidikan di Indonesia," tutup Abu.
Rapat yang dipimpin oleh Ketua PMU, Arif Rahman ini dilaksanakan secara hybrid dan dihadiri oleh perwakilan dari Kemenag, Kemenkeu, dan Bappenas. Arif melaporkan bahwa seluruh target proyek telah tercapai sesuai indikator PDOI dan IRI.
“Keberhasilan ini mencakup pengembangan sistem EMIS, pelaksanaan AKMI, serta peningkatan kualitas madrasah melalui program MDL. Kami berharap warisan dari proyek ini dapat terus didukung demi keberlanjutan yang baik,” jelasnya.
Dalam diskusi, Bappenas dan Kemenkeu menyoroti pentingnya evaluasi terhadap outcome proyek, khususnya pada peninggalan berupa EDM, eRKAM, dan hasil AKMI. Selain itu, isu kesetaraan gender dalam kepemimpinan proyek juga diangkat sebagai area yang memerlukan penguatan.
Sebagai langkah tindak lanjut, sisa waktu hingga akhir Desember 2024 akan dimanfaatkan untuk menyelesaikan laporan keuangan, serah terima aset, dan dokumentasi administrasi proyek.
“Kami berkomitmen memastikan semua administrasi terselesaikan dengan baik agar proyek ini berakhir dengan husnul khotimah,” kata Ahmad Royani dari Kemenkeu.
Rapat ini menandai akhir dari babak penting dalam pengembangan pendidikan madrasah Indonesia, sekaligus membuka peluang untuk keberlanjutan program-program inovatif di masa depan.
Bagikan: