Bekasi (Pendis) - Peranan guru RA sangat penting dalam menanamkan pendidikan karakter sejak dini. Bagaimana menanamkan pendidikan karakter terhadap anak, anak jangan dipaksakan belajar calistung pada usinya. Anak-anak RA itu adalah masa-masa bermain, masa senang dengan pendidikan karakter dengan pola fun atau bermain.
Demikian disampaikan Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Suyitno saat memberikan arahan dalam kegiatan Sosialisasi Pengembangan Pola Parenting Pendidikan Anak RA / PAUD di Bekasi, Kamis (30/11).
Dikatakan Suyitno, pada Undang-Undang Tahun 2003 menenjukkan bahwa, pendidikan berintegrasi sampai pendidikan menengah. "Artinya bagaimana mambangun anak berkarakter dimulai dari RA atau PAUD. Jika gagal dari RA atau PAUD menanmkan pendidikan karakter, maka jangan berharap pendidikan anak selanjutnya akan berhasil," sambungnya.
"Saya menjadi begini ini dibentuk dari anak-anak dulu, kalau karakternya egois menang sendiri, saat tingkat menengah sulit untuk merubahnya. Karena usia anak tingkat menengah sulit untuk merubah karakternya," tutur Guru Besar UIN Raden Fatah Palembang.
"Maka peranan ibu sebagai guru RA atau PAUD yang harus bisa menanamkan pendidikan karakter," imbuhnya.
Pendidikan RA atau PAUD, lanjut Suyitno, harus mulai dirancang akademiknya, kedepan marilah berfikir bagaimana bangsa kita semakin cerdas, hal ini harus dimulai dari sekarang, mulai dari RA atau PAUD. "Tugas kita untuk menjadikan anak-anak dan generasi yang berkarakter beraklakul karimah," tegas Suyitno.
Kasubdit Bina GTK RA Nanang Fatchurrohman berharap dengan Sosialisasi Pengembanagan Pola Parenting Pendidikan Anak RA, anak didik dapat dibangun dengan pendidikan karakter sebagai landasan interaksi mendidik, antara orangtua dan anak, guru dan murid.
"Cinta memberikan frekuensi yang sama antara yg mencintai dan dicintai. Perasaan dan suasana hati bisa tune-in untuk saling menyalurkan segala jenis energi yaitu nilai-nilai, moral dan ilmu pengetahuan," imbuh Nanang.
Kegiatan ini dihadiri 60 perwakilan Guru RA, yang menjadi representatif dari 34 provinsi seluruh Indonesia. (maryani/herman/dod)
Bagikan: