Tangerang (Pendis) - Madrasah merupakan wadah pendidikan yang mencerdaskandan terbukti menghasilkan insan-insan yang paripurna, tidak sekedar membekali ilmu keduniaan tetapi juga ilmu-ilmu keagamaan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Hal demikian ditegaskan Direktur Jenderal Pendidikan Islam, M.Ali Ramdhani saat memberikan arahan pada malam puncak Madrasah Fest 2023 di Atria Hotel Gading Serpong, Sabtu (12/08/2023) malam.
Ramdhani menyampaikan bahwa madrasah menjadi wadah pendidikan yang memberikan intervensi-intervensi penguatan terhadap aspek kemanusiaan. Menurutnya, keunggulan seorang manusia tidak terletak pada tinggi rendahnya badan atau berat badan seseorang. Tetapi bagaimana mendayagunakan cara berpikir.
"Hal yang paling esensial dari diri manusia itu adalah akal. Alat ukur untuk mengenal manusia adalah kemampuan yang mendayagunakan kemampuan berpikirnya," ujar Ramdhani.
Menurutnya, hal yang dilakukan oleh madrasah adalah menjadi sebuah wadah pendidikan yang mampu mengungkit kemanusiaan menjadi sesuatu hal yang bermakna.
"Ada empat hal yang menjadi keistimewaan madrasah untuk meningkatkan kapasitas seorang manusia melalui berbagai aktivitas pendidikannya," ungkapnya.
Pertama, madrasah harus mampu meningkatkan kemampuan intelektual dari siswa-siswanya. Madrasah sudah tidak punya persoalan dalam kemampuannya mengungkit dari kecerdasan intelektual siswa-siswanya.
"Dengan bangga saya ingin menyebut bahwa Sekolah Lanjutan tingkat atas terbaik di republik ini berdasarkan UMPTKIN UTBK itu adalah Madrasah," tandas Dirjen.
Kecerdasan intelektual sesungguhnya, lanjutnya, adalah bagaimana membangun sebuah kerangka rasional agar siswa mampu menapaki hidup secara baik serta mampu memahami ruang-ruang keilmuan sains dan teknologi.
"Menapaki hidup tidak cukup dengan kecerdasan intelektual," katanya.
"Maka madrasah kemudian hadir membawa sebuah dimensi tambahan itu dengan membangun kecerdasan emosional," tambah Ramdhani dengan tegas.
Menurutnya, orang pintar itu penting, tetapi orang yang bijaksana itu jauh melampaui kebutuhan dibanding dengan orang pintar.
Ketiga, bentuk kecerdasan manusia berikutnya disebut dengan kecerdasan fisik. "Saya berharap kedepan Madrasah Fest harus dilengkapi lagi dengan menambah ruang-ruang olahraga sehingga anak-anak Madrasah ini mampu mengolah fisiknya dengan baik," harapnya.
Setelah ada kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan fisik, tambah Dirjen, adalah kecerdasan spiritual. Kecerdasan spiritual itu bagaimana memiliki kesadaran bahwa hidup ada yang menata dan mengatur.
Ia menyampaikan sehebat apapun siswa madrasah, tak ada satupun dari mereka yang menyewa orang untuk belajar, tetapi mereka sendiri yang membuka diri untuk belajar secara sungguh-sungguh. "Madrasah adalah pintu ilmu dan sukarelaan dari siswa itu menjadi bagian penting dari sebuah proses pendidikan," tegasnya.
Ramdhani berpesan, yang juara jangan jumbawa yang kalah Jangan putus asa. Ia mengingatkan bahwa hidup ini penuh dengan kontestasi yang menghasilkan dua kelompok masyarakat yaitu the winner dan the learner yaitu orang yang menang dan orang yang perlu belajar kembali.
"Mari kita menikmati setiap ruang pembelajaran kita karena hanya dengan cara itulah kita bisa menjadi diri kita sebagai manusia dan menjadikan orang lain menjadi manusia," pungkasnya.
Hadir dalam malam puncak Madrasah Fest Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Kepala Subdirektorat Kesiswaan, Kepala Subdirektorat Kurikulum, Kepala Subdirektorat Sarana Prasarana, Kepala Subdirektorat Kelembagaan, Warek 4 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Kepala Bagian Umum Sekretariat Ditjen Pendidikan Islam, Kepala Subbagian Tata Usaha Direktorat KSKK Madrasah, Kanwil Se-Indonesia, Kepala Madrasah dan Peserta Madrasah Fest Se-Indonesia.
Bagikan: