Jakarta (Pendis) – Kementerian Agama melalui Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah melakukan pengembangan dan validasi isntrumen literasi tahap dua. Kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas asesmen bagi peserta didik madrasah melalui Asesmen Kompetensi Madrasah Se-Indonesia (AKMI).
AKMI merupakan salah satu dari empat komponen proyek Realizing Education’s Promise: Support to Indonesia’s Ministry of Religious Affairs for Improved Quality of Education (Madrasah Education Quality Reform) REP-MEQR tahun anggaran 2022.
Direktur KSKK Madrasah, Moh Isom saat membuka kegiatan mengungkapkan dirinya mempunyai keinginan yang kuat dalam project ini. Dengan didanai oleh World Bank, integrasi dan interkoneksi antar empat komponen, berkelindan satu sama lain harus saling bekerjasama.
“Inilah yang kita harapkan dari pinjaman World Bank yang akan menjadi sarana perbaikan madrasah. Empat komponen itu diantaranya e-RKAM, AKMI, PKB dan EMIS,” ungkap Isom di Jakarta, Kamis (14/07/2022).
Isom berharap keempat komponen tersebut menjadi modal dasar yang terintegrasi untuk mewujudkan madrasah yang semakin bermutu kedepannya.
“Jika proyek ini dibuat dengan baik, maka pada tahun terakhir proyek ini (2024) hasilnya akan bisa menjadi legacy kita untuk perbaikan madrasah kedepan,” ujar Isom.
Menurut Isom, manajemen madrasah se-Indonesia (e-RKAM) bisa merekam kemampuan SDM, sarpras dan lainnya. Pengelolaan yang bagus dari e-RKAM akan berujung pada suksesnya komponen dua yaitu AKMI.
“Jika tata kelola e-RKAM bagus, maka berujung pada komponen 2 nya yaitu AKMI. Dari AKMI akan dipotret kompetensi madrasah di semua jenjang. Dari Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah hingga Madrasah Aliyah,” terangnya.
Adapun jenis literasi yang dikembangkan pada AKMI, lanjut Isom, diantaranya literasi membaca, numerasi, sosial budaya dan sains. Beliau berharap dengan adanya instrumen yang telah dikembangkan ini maka bisa memetakan potensi madrasah se-Indonesia. Idealnya, melalui asesmen ini maka akan diketahuinya kompetensi per satuan kerja dan lebih dalamnya per individu (by name).
“Jadi kita tahu, kelemahan dan kelebihan siswa di setiap literasinya. Ujungnya tentu kita punya data kompetensi madrasah se-Indonesia di semua literasi. Dari situ akan menghasilkan laporan diagnostik dan rekomendasi perbaikan,” tandasnya.
Isom berharap ditahun 2024, madrasah sudah semakin baik dengan kondisi kompetensi siswa dan guru madrasah yang telah diketahui dan dipetakan menjadi data yang valid dan faktual. Dari data itulah yang akan menjadi kekuatan, sebagai alat untuk bargaining power dan bargaining position agar madrasah semakin bisa berdaya saing dengan lembaga yang lain.
“Setelah tergambar, termapping semuanya, harus undang Kabid, Kasi Pendma seluruh Indonesia agar mereka tahu kondisi di lapangan daerah masing-masing. Nah, dari situ kita bisa menginterverensi program berbasis data penelitian yang telah dilakukan,” tegasnya.
Diakhir sambutannya, Isom berpesan, masing-masing komponen harus saling berkolaborasi untuk mewujudkan pelayanan madrasah yang mandiri dan berprestasi. Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan holistik, maka tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Sehingga perbaikan bisa dilakukan secara simultan dan saling bersinergi.
Kasubdit Kurikulum dan Evaluasi, Suwardi dalam laporannya menyampaikan penyusunan instrumen AKMI ini telah disusun di tahun 2021 lalu dan pada tahun ini dilakukannya perbaikan, pengembangan serta validasi dari instrumen tersebut.
“Kami berharap dengan kegiatan ini, maka instrument AKMI ini memiliki mutu yang lebih baik. Hal ini tentu upaya kita untuk mewujudkan madrasah yang mandiri berprestasi,” harapnya.
Kegiatan yang diselenggarakan di Redtop Hotel & Convention Center Jakarta ini, dihariri oleh para pengawas, guru madrasah pada jenjang MI, MTs, Madrasah Aliyah dan para dosen perguruan tinggi yang dibimbing oleh tim pakar.
Bagikan: