Bekasi (Pendis) - "Kita mempunyai mimpi yang sangat besar agar Indonesia menjadi pusat keunggulan (center of excellence) Pendidikan Islam di Dunia, karena kita memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh negara-negara Islam lainnnya", papar Dirjen Pendidikan Islam saat memberikan sambutan sekaligus membuka kegiatan Workshop Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Sarana dan Prasarana Madrasah, Bekasi, Senin (27/04) malam.
Lebih lanjut Kamarudin Amin menjelaskan, bahwa mimpi besar tersebut bukan tanpa alasan. Indonesia merupakan negara muslim dengan jumlah penduduk terbesar di dunia. Indonesia mempunyai jumlah lembaga pendidikan Islam terbesar dengan berbagai jenis layanan di dunia. Ada kurang lebih 70.000 Madrasah dan Raudlatul Athfal, 29.000 pondok pesantren dengan 3,8 juta santri, mempunyai 600 lebih PTAI dan puluhan ribu Madrasah Diniyah yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
Masih menurut Kamarudin Amin, Lulusan S3 University of Bonn Jerman, Indonesia merupakan kekuatan ke-16 ekonomi dunia dan berpotensi menjadi 6 besar kekuatan ekonomi dunia pada tahun 2040 nanti.
"Banyak pengamat (futurolog) yang memprediksi bahwa pada tahun 2035 Indonesia mengalami bonus demografi penduduk, dimana penduduk usia produktif dominan dari pada non produktif", tandas Kamarudin. Ini akan berpengaruh pada kemajuan Indonesia di masa yang akan datang menjadi bangsa besar dan maju.
Dalam konteks pendidikan Islam, kita perlu melakukan langkah-langkah strategis, agar mimpi besar tersebut menjadi kenyataan. Bonus demografi dan keunggulan lainnya di atas bisa didayagunakan menjadi pemicu kemajuan bangsa bukan malah sebaliknya menjadi bencana.
Kepada para Pengelola MAN IC di daerah dan Pengelola SIM Sarpras di daerah, Guru Besar UIN Alauddin ini berpesan agar segenap elemen untuk bahu membahu, bekerjasama secara sinergis dalam mengembangkan pendidikan Islam. "Walau anggaran pendidikan Islam masih sangat belum memadai, namun kita harus semangat karena itu menjadi ciri khas kita", tambah Kamarudin Amin.
Berkaitan dengan minimnya anggaran pendidikan, Dirjen Pendis mengatakan bahwa saat ini pihaknya sedang melakukan pembicaraan intensif dengan Bappenas, Kementerian Keuangan dan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan serta pihak-pihak terkait agar Pemerintah mengalihkan dana dekon yang selama ini dikelola untuk pendidikan di daerah bisa dialihkan 8-10 Trilyun untuk pengembangan pendidikan Islam.
"Dengan tambahan dana sekitar 8-10 Trilyun nanti kita tidak akan mendengar madrasah yang roboh, anak-anak yang putus sekolah, guru-guru yang bergaji rendah dan lain sebagainya", tutur Kamarudin Amin.
Sebelumnya Kasubdit Sarana dan Prasarana, Sarpani melaporkan bahwa kegiatan Workshop Aplikasi SIM-Sarpras diikuti oleh 40 orang terdiri dari beberapa unsur dari Kasi Sarpras Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kementerian Agama Provinsi, Kantor Keagamaan Agama Kabupaten/Kota, MAN Insan Cendekia Serpong dan kalangan Kementerian Agama RI.
Selain membahas kebutuhan aplikasi Sarana dan Prasarana yang dibutuhkan oleh Direktorat Pendidikan Madrasah, kegiatan ini juga dijadikan koordinasi para pengelola pembangunan dan penyelenggaraan MAN IC yang saat ini sedang mengemban amanat mewujudkan pendidikan bermutu yang sedang ditunggu oleh masyarakat. (ruchman basori/ra)
Bagikan: