Jakarta (Pendis)--Kementerian Agama melalui Direktorat KSKK Madrasah kian mempererat dan mematangkan langkah kerjasamanya dengan UNICEF dalam hal program dukungan gizi remaja atau anak usia sekolah terutama siswa Madrasah. Hal tersebut semakin nampak jelas terlihat pada saat pelaksanaan rapat koordinasi yang diselenggarakan Direktorat KSKK Madrasah – UNICEF pada tanggal 20, 21 dan 22 April 2022. Acara yang melibatkan banyak pihak tersebut menguliti tuntas program dukungan gizi remaja usia sekolah yang dilaksanakan Kementerian maupun lembaga dengan kerjasama UNICEF.
Kegiatan yang dilaksanakan selama 3 hari berturut-turut tersebut dihadiri oleh Kementerian Kesehatan melalui GIKIA, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset Dan Tekhnologi, dan Tim Pembina UKS/M dari 8 provinsi serta kabupaten/kota dari Kanwil Provinsi Kementerian Agama, Dinas Kesejahteraan Rakyat serta Dinas Kesehatan Provinsi. Kegiatan juga dilaksanakan dengan metode hybrid (offline dan online) demi menjaga etis pelaksanaan program dimasa pandemi
Diawal kegiatan rapat tanggal 20 April 2022, Aceng Abdul Azis selaku Kasubdit Kerjasama dan Kelembagaan Direktorat KSKK Madrasah menyampaikankan bahwa program kerjasama harus dilaksanakan sesuai dengan mekanisme yang baik agar tepat sasaran. Hal tersebut untuk memastikan program yang direncanakan suatu saat nanti akan berjalan dengan positif, efektif, efisien dan memberikan dampak positif dalam perkembangan gizi siswa Madrasah serta perkembangan mutu Pendidikan. Selain itu program perbaikan gizi adalah hal yang sangat krusial untuk dilaksanakan, mengingat sangat erat kaitanya dengan visi pemerintah dalam menurunkan kasus “Stunting” (Gangguan Pertumbuhan Fisik, red) serta mewujudkan kelestarian dan kebersihan lingkungan di lingkup sekolah Madrasah.
Pada hari kedua pelaksanaan kegiatan tepatnya tanggal 21 April 2022, Airin Roshita, Ph.D dari UNICEF menyampaikan beberapa hal terkait narasi latar belakang dilaksanakan dan direncanakannya kerjasama dukungan gizi, antara lain lain stunting dan resiko gizi buruk pada masa pertumbuhan anak yang dituangkan dalam angka-angka statistik. “Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018 yaitu sebanyak 8% remaja usia 13-18 tahun menderita kurus, >25% mengalami stunting dan sekitar 15% kelebihan berat badan atau obesitas. Terlebih lagi sebanyak 32% remaja mengalami anemia. Selain itu, 20% anak usia sekolah (5-12 tahun) mengalami kelebihan berat badan atau obesitas”. demikian statement yang dilontarkan Airin.
Sementara itu DR. Zulkifli selaku Analis Kebijakan Subdit Kelembagaan dan Kerjasama yang juga bertanggung jawab dalam menangani program dukungan gizi UNICEF ini memberikan paparannya di hari terakhir kegiatan berlangsung “anak-anak usia sekolah dan remaja sedang berada dalam masa pertumbuhan, adalah tugas kita bersama dalam memastikan perkembangan gizi mereka agar kelak anak-anak dapat tumbuh menjadi generasi yang sehat dan produktif”. Selain itu dengan memperhatikan gizi dan asupan nutrisi anak-anak di masa pertumbuhannya, maka secara langsung kita telah mengawal masa keemasan (Golden Age) dari sebuah proses perkembangan generasi bangsa. Demikianlah DR Zulkifli menutup pernyataannya sekaligus mengakhiri keseluruhan rangkaian kegiatan rakor kerjasama KSKK dan UNICEF.
Tags:
KSKKMadrasahBagikan: