Banyuwangi (Pendis) - Banyuwangi luar biasa. Saya akan kabarkan ke seluruh Indonesia jika di Banyuwangi ada kegiatan luar biasa yakni kemah moderasi yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama bertempat di Madrasah dan diikuti siswa dari semua unsur agama. Ini adalah yang pertama di Indonesia.
Demikian disampaikan Direktur Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan Kementerian Agama RI, Moh. Ishom Yusqi saat membuka kegiatan Kemah Moderasi di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Banyuwangi Jumat (17/02).
Dihadapan lebih dari 500 siswa siswi anggota Pramuka lintas agama Ishom juga menegaskan, jika Moderasi Beragama adalah sebuah pemahaman tentang perilaku umat beragama dalam memahami serta menjalankan ajaran agama masing masing.
"Jadi yang di moderasi bukan ajaran agamanya, tapi perilaku serta pemahaman pemeluk agama. Karena semua agama saya yakin mengajarkan tentang moderasi serta kasih sayang kepada sesama" jelas Ishom.
Selain membuka Kemah Moderasi, Alumni UIN Maulana Malik Ibrahim Malang ini juga didapuk meresmikan perpustakaan Pojok Moderasi MAN 2 Banyuwangi.
"Tema Perpustakaan Moderasi ini bagus sekali. Nanti akan kami kirimi buku buku lintas agama dari pusat" Pungkas Ishom.
Selain Direktur KSKK, hadir dalam kegiatan ini Wakil Bupati Banyuwangi, Sugirah. "Terimakasih kementerian agama. Ini agenda luar biasa. Inilah Banyuwangi, ayo kita jadikan Banyuwangi miniatur nyata kerukunan di Indonesia" tegasnya penuh harap.
Dalam kesempatan yang sama Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi Moh. Amak Burhanudin menyampaikan, kegiatan ini akan menjadi salah satu agenda yang rutin dilakukan kemenag sebagai wujud pelaksanaan program prioritas Menteri Agama RI.
"Ini adalah wujud nyata kami dalam melaksanakan program prioritas Kementerian Agama dibawah komando Gus Menteri. Mari persembahkan kegiatan kegiatan luar biasa dari Banyuwangi untuk Indonesia" Pungkas Amak dalam sambutannya.
Sementara itu selain sambutan dan pengarahan, agenda pembukaan kemah moderasi juga di warnai dengan penampilan fragmen yang terinspirasi dari kisah nyata perjuangan Banser Riyanto yang meninggal terkena bom saat pengamanan Natal di Mojokerto Jawa Timur dan pembacaan doa lintas agama oleh perwakilan peserta kemah moderasi dari semua unsur agama.
Bagikan: