Palu (Pendis) - Sebagai lembaga pendidikan tertua bangsa Indonesia pondok pesantren selama ini hanya fokus dengan tafaqquh fid-din (paham agama), dalam metamorfosis dan perkembangannya pondok pesantren mempunyai peran strategis dalam berbagai bidang tidak terkecuali dalam pemberdayaan ekonomi umat. Dalam rangka mendukung penyelenggaraan Sail Tomini 2015 di Propinsi Sulawesi Tengah, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI memiliki program Pemberdayaan Ekonomi Umat melalui Pondok Pesantren dan Ekonomi Pondok Pesantren yakni dalam bidang kemarimitan/ perikanan, pertanian/ agribisnis, peternakan, vokasional, teknologi, olahraga dan seni budaya. Program tersebut diistilahkan dengan nama Pesantren Maritim.
Data Kementerian Agama tahun 2012/2013, jumlah pondok pesantren sudah mencapai 29.535 pondok pesantren yang tersebar di seluruh pelosok nusantara dengan jumlah santri mencapai 4 (empat) juta santri. Selain sebagai bagian dari masyarakat belajar dan komunitas sosial, pesantren juga merupakan sistem dan lembaga yang berakar mendalam dalam kultur masyarakat Indonesia sebagai "institusi kultural". Pondok pesantren memiliki basis sosial yang jelas, karena keberadaannya menyatu dengan masyarakat. Pada umumnya pesantren hidup dari, oleh dan untuk masyarakat.
Sebagai lembaga pendidikan tertua dalam sejarah bangsa ini. Pondok pesantren pada mulanya hanya fokus dengan tafaqquh fid-din saja, namun dalam metamorfosis dan perkembangan sejarahnya, pondok pesantren pun mempunyai fungsi dan peran strategis dalam berbagai bidang, tidak terkecuali dalam bidang pemberdayaan ekonomi umat. Di sinilah fungsi dan peran strategis pondok pesantren yang diharapkan perannya menjadi mitra pemerintah dalam pemberdayaan ekonomi umat. Disamping berfungsi dan berperan sebagai agen pemberdayaan masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan, pondok pesantren diharapkan juga mampu memberdayakan diri agar mandiri, terutama dalam aktivitas ekonomi santri dan pondok pesantren.
Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan yang sebelumnya adalah Kemenko Kesra telah melakukan inisiasi dengan melakukan mapping terhadap kementerian dan lembaga yang mempunyai program-program pemberdayaan terhadap pondok pesantren. Dari hasil pemetaan yang telah dilakukan Kemenko Kesra pada awal tahun 2012 kemudian ditindaklanjuti dengan mengundang kementerian dan lembaga yang terkait dengan program Pemberdayaan Pesantren untuk melakukan koordinasi dan sinkronisasi program tersebut.
Program ini telah disepakati dan ditanda tangani oleh 6 (enam) Kementerian yaitu Kementerian Agama, Kementerian Pertanian, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, dan Kementerian Dalam Negeri. Penandatanganan nota kesepahaman ini dilakukan bertepatan dengan hari Koperasi di Lombok (NTB), tanggal 12 Juli 2013 lalu. Kemudian diperkuat lagi dengan ditandatanganinya Keputusan Menko Kesra No. 9 tahun 2013 tentang Tim Koordinasi PEP. Maka lahirlah program dengan nama Pemberdayaan Ekonomi Umat Melalui Pondok Pesantren dan Koperasi Pondok Pesantren (PEP) dan berkembang menjadi Program Pemberdayaam Ekonomi Masyarakat pada SAIL Tomini 2015 ini.
"Sudah saatnya Pesantren Maritim menunjukkan eksistensinya ke dunia internasional dengan ikut serta dalam Sail Tomini 2015," terang Dirjen Pendidikan Islam Kemenag RI Kamaruddin Amin dalam Launching Pengembangan Pesantren Maritim di Palu (18/05/15).
Di tahun 2015 Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Ditjen Pendidikan Islam Kemenag RI telah mempersiapkan beberapa program pemberdayaan dan kemandirian pondok pesantren antara lain: 1) Bantuan Pemagangan Santri, 2) Workshop Pengembangan Agribisnis Pondok Pesantren, 3) Bantuan Pengembangan Agribisnis di Pondok Pesantren, 4) Kegiatan Pendukung SAIL Tomini 2015, 5) Bantuan pemberdayaan pesantren maritim dalam rangkan SAIL Tomini 2015, 6) Pelatihan Life-skill, 7) Manajement Pengembangan Pendidikan Life-skill/vokasional Pondok Pesantren 2014. Selain beberapa program besar lainnya yang dimiliki oleh Ditjen Pendidikan Islam yaitu Program Beasiwa Sanstri Berprestasi (PBSB), Pramuka Santri Nusantara (PPSN), dan Pekan Olah Raga dan Seni Santri Nasional (POSPENAS).
(sya/ra/ra)
Bagikan: