Jakarta (Pendis) - Hari pertama pelaksanaan tes seleksi Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) Tahun 2018 terpantau lancar. Santri tampak antusias mendatangi lokasi tes sejak pagi hari. Demikian laporan yang disampaikan pengawas tes dari propinsi yang menyelenggarakannya hari ini, Senin (14/05).
Tes seleksi PBSB yang menggunakan sistem Computer Based Test (CBT) ini akan berlangsung hingga tanggal 17 Mei mendatang. Pengumuman hasil seleksi akan dipublikasikan secara online pada tanggal 4 Juni 2018.
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD-Pontren) Ahmad Zayadi saat dilaporkan, mengharapkan para santri generasi milenial ini untuk bisa lebih giat berkontribusi positif bagi dunia pesantren dan negeri ini. Pasalnya, dewasa ini santri seringkali mewarnai sederet kebijakan pemerintah.
"Kesempatan memperoleh beasiswa pendidikan tinggi bagi santri memberikan pengaruh signifikan bagi peningkatan kualitas masyarakat pendidikan di lingkungan pesantren," ujar Zayadi.
Posisi strategis pesantren dalam optimalisasi kebijakan perluasan akses semakin kokoh karena beberapa faktor. Pertama, pesantren merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai akar pengaruh yang kuat di masyarakat. Kedua, pesantren mempunyai warga belajar yang menjadi objek program. Ketiga, pesantren memiliki sumber daya manusia yang dibutuhkan sebagai tenaga pengajar dalam penyelenggaraan program. Dan keempat, pesantren juga memiliki sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan program.
Zayadi menjelaskan, "Peran besar pesantren berkontribusi dalam peningkatan akses partisipasi pendidikan masyarakat telah diakui semua pihak. Namun hal ini perlu ditindaklanjuti dengan usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan komunitas pesantren khususnya santri".
Sejak awal digulirkannya pada tahun 2005, Kementerian Agama (Kemenag) telah memberikan beasiswa bagi 4.276 santri berprestasi. 3.444 santri telah menyelesaikan studinya. Masing-masing dari mereka kebanyakan mengabdi pada pesantren asalnya, selebihnya melanjutkan studi pada jenjang yang lebih tinggi, ada juga yang menggeluti pada beragam profesi.
Telah banyak prestasi membanggakan diukir para sarjana-santri PBSB. Semisal pada tahun 2011, Ikrom Mustofa, seorang santri lulusan IPB Bogor yang berhasil meraih predikat mahasiswa terbaik di kampus tersebut, serta meraih predikat mahasiswa terbaik kedua tingkat nasional. Tahun 2018, Ahmad Ilyas Saputra lah yang menjadi wisudawan dengan predikat dokter muda terbaik pada Fakultas Kedokteran UIN Jakarta. Dan masih banyak lagi yang lainnya.
Lebih lanjut Zayadi menjelaskan bahwa para alumni PBSB ini nantinya akan menjadi generasi tangguh dan tonggak keberlanjutan pesantren di propinsi asal mereka. Mereka yang sebagai santri generasi milenial kelak akan mengembangkan potensi pesantren asal mereka dengan berbekal pada pemahaman dan penguasaan terhadap aspek ilmu agama (tafaqquh fiddin) serta penentuan maslahat kemanusiaan (tafaqquh fii masholihil kholqi) di masa depan. Sehingga para alumni PBSB akan lebih responsif dan mampu mentransformasikan keberagamaan dan kemanusiaannya sebagai bentuk solusi terhadap persoalan-persoalan dalam konteks kekinian, pesan Zayadi. (Hery/dod)
Bagikan: