Tasikmalaya (Pendis)— Kementerian Agama berencana menyusun buku ensiklopedi metode pembelajaran Al-Qur’an. Hal ini karena mengingat banyak metode pembelajaran baca Al-Quran yang beredar saat ini. Rencananya, target buku tersebut tersusun dan dapat dirilis pada saat peringatan puncak hari santri tahun 2022 ini.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Prof. Dr. H. Muhammad Ali Ramdhani dalam arahannya menyebutkan bahwa khasanah metode pembelajaran Al-Qur’an sangat luar biasa. Karya karya yang ditemukan merupakan kombinasi hasil olah pikir yang kuat dan keikhlasan tanpa pamrih. Faktor ini yang mendominasi kenapa metode pembelajaran Al-Qur’an tetap eksis di masyarakat. Produk-produk metode tersebut harus ditanamkan sebagai kekayaan intelektual, bukan sekedar karya biasa. “Metode pembelajaran Al-Qur’an sebagai legacy, khazanah intelektual Islam yang harus mendapatkan apresiasi dan dijadikan inspirasi” ujar Guru Besar UIN Sunan Gunung Jati Bandung.
Kang Dhani, panggilan akrabnya, menambahkan bahwa suatu Metode dapat teraktualisasi, sekurangnya dengan “3 (tiga) H”, yakni head (kepala) yang merupakan kemampuan intelektual dalam memahami metodologi, heart (hati) sebagai upaya menanamkan kesadaran nurani yang terdalam sehingga memiliki keikhlasan maksimal, dan hand (tangan) sebagai implementasi dan aktualisasi metode agar dapat diaplikasikan di masyarakat
Sedangkan Direktur Pendidikan Diniyah Pondok Pesantren, Dr. Waryono Abdul Ghafur mengapresiasi Subdit Pendidikan Al-Qur’an yang telah melahirkan inovasi program, diantaranya agar para ustadz Pendidikan Al-Qur’an menguasai berbagai varian metode pembelajaran Al-Qur’an tersebut.
Waryono menegaskan Kembali bahwa, metode-metode tersebut akan dikompilasikan dalam bentuk buku ensiklopedi metode pembelajaran Al-Qur’an di Indonesia. Rencananya akan disusun dalam 2 (dua) atau 3 (tiga) bahasa; Indonesia, Arab dan Inggris. Rencana tersebut sudah tertuang dalam anggaran Direktorat PD Pontren tahun 2022, “Diharapkan buku ensiklopedi metode pembelajaran Al-Qur’an tersebut dapat di launching pada peringatan Hari Santri tahun 2022 ini”, Kata Direktur saat acara Peningkatan Kompetensi Metode Pembelajaran Al-Qur’an,
Kegiatan itu dilaksanakan selama tiga hari, 24-26 Maret 2022 di City Hotel Tasikmalaya. Pesertanya diikuti oleh praktisi pendidikan Al-Qur’an di wilayah Propinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah. Sebagai pemateri utamanya adalah penemu Metode Tasbih Dr. Rahman Muhammad Agus Tasbih dan pengembang metode Al-Jabari, Dr. Lilis Karyawati, M.Ag. Dihadiri pula oleh para pejebat dan staff di lingkungan Subdit Pendidikan Al-Qur’an.
Direktur melanjutkan, bahwa para penemu metode tersebut terinspirasi dari problem di masyarakat dan sebagai solusi bagaimana belajar Al-Qur’an menyenangkan dan dapat diterima dengan mudah. Oleh karena itu, karya-karya tersebut perlu di apresiasi dan rekognisi. “Jika belum memiliki hak kekayaan intelektual (HAKI), maka dapat difasilitasi oleh Subdit Pendidikan Al-Qur’an, agar karya tesebut terjaga ontentisitasnya dan tidak mudah diklaim oleh pihak lain”, imbuh mantan Wakil Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tersebut. (ME/Yusr)
Bagikan: