Probolinggo (Pendis) - Ma`had Aly Nurul Qadim dengan konsentrasi (takhassus) Tafsir wa Ulumuhu melaksanakan Seminar Nasional untuk menambah wawasan akademik mahasantrinya. Seminar bertajuk "Sirah Nabawiyah, Seakan-akan Kamu Bersamanya" ini dilaksanakan di Gedung Autada PP. Nurul Qadim Probolinggo dan dibuka langsung oleh salah satu Dewan Pengasuh PP Nurul Qadim, KH. Hafidzul Hakim Noer, Senin (29/10).
Dalam arahannya, kiai muda ini mengajak mahasantri untuk menjadi peserta aktif mengikuti seminar nasional yang dilaksanakan oleh Ma`had Aly Nurul Qadim dari awal hingga penutupan. "Namanya boleh Seminar Nasional, tapi kontennya adalah kajian literasi terhadap kitab sirah karya anak Indonesia. Semoga kehadirannya menginspirasi para mahasantri. Ayo semangat dan aktif untuk bertanya," tegas Hafidz.
Seminar yang dihadiri oleh mahasantri dari Ma`had Aly Nurul Qadim serta perwakilan dari Ma`had Aly dan pesantren yang tersebar di Jawa Timur dan Jawa Tengah ini menampilkan pembicara sekaligus pengarang kitab al-Lu`lu`al-Maknun fi Sirah al-Amin al-Ma`mun, al-Habib Ali Zainal Abidin Alawy al-Kaff dari Bandung.
Sebagai pembicara di hadapan mahasantri, al-Habib menekankan pentingnya mengetahui sirah nabawiyah sebagai salah satu keilmuan untuk memahami ayat-ayat al-Qur`an berdasarkan konteks atau sabab nuzul-nya suatu ayat. "Untuk menjadi mufassir pada zaman ini, kita tetap harus memahami sirah nabawi sebagai pijakan untuk paham al-Qur`an agar tidak tekstual," ujar al-Habib.
Lebih lanjut ditegaskan bahwa "siapapun yang mengaku ahli tafsir namun tidak mengenal sirah, maka dia termasuk pembohong. Sebab, tafsir sangatlah berkaitan dengan asbabun nuzul yang hal itu tidak mungkin diketahui kecuali melalui sirah," tegas lulusan Jami`ah al-Ahqaf Yaman ini.
Selain sejarah, Habib Ali juga menekankan pentingnya penguasaan bahasa dan ilmu pendukung lainnya. "Jangan sampai kita membaca ayat atau hadis tapi tidak tau cara bacanya. Semisal ja a ila al-masjidi bi al-sakinah yang artinya datang ke masjid dengan penuh ketenangan lalu dibaca ja a ila al-masjidi bi al-sikkinah yang artinya datang ke majid dengan membawa pisau, bisa bubar itu jamaahnya," terang al-Habib.
Kendati Ma`had Aly Nurul Qadim sudah biasa melakukan halaqah, bahstul, maupun seminar-seminar kemahasantrian secara mandiri, namun seminar saat ini, sepenuhnya mendapatkan dukungan penuh dari Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren dalam bentuk Bantuan Kemahasantrian. Bantuan ini diberikan kepada Ma`had Aly untuk menyelenggarakan kegiatan kemahasantrian, semisal seminar, halaqah, bahstul masail, pelatihan, mentoring, bahkan bisa dalam bentuk bench marking.
Bantuan kemahasantrian ini terdiri dari tiga kategori, pertama regional yang cukup dilaksanakan ditingkat lokal dengan kepesertaan terbatas. Kategori kedua tingkat nasional dengan pelibatan peserta d luar propinsi. Sedangkan kategori ketiga adalah tingkat internasional dengan pelibatan peserta dari luar negeri. (rfq/dod)
Bagikan: