Tanjungpinang (Pendis) -- Sebagai upaya meningkatkan wawasan dan pemahaman moderasi beragama, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag melalui Direktorat Pendidikan DIniyah dan Pondok Pesantren (PD-Pontren) menyelenggarakan Sosialiasi Moderasi Beragama bagi Tenaga Pendidik Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) yang diikuti oleh sejumlah peserta terdiri dari guru MDT se-Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Kanwil Kemenag Provinsi Kepri dan unsur Direktorat PD-Pontren, berlangsung pada tanggal 28-30 April 2024 di Hotel Aston Tanjungpinang Kepri.
Plt. Direktur PD-Pontren Prof. Dr. Waryono, M.Ag menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan kegiatan, apalagi berlokasi di Tanjungpinang, sangat cocok dengan tema kegiatan yakni moderasi beragama mengingat masyarakatnya yang heterogen dan multikulural.
Di hadapan peserta kegiatan, Waryono mengungkapkan pentingnya anak anak santri MDT dibekali pemahaman keagamaan sejak dini yang memadai yang ujungnya dapat menjadi penjaga keutuhan bangsa Indonesia. Hanya tantangannya dalam proses pembelajaran pembekalan anak anak kita hari ini berbeda dengan dahulu. Sehingga para guru harus terus menjadi pembelajar, dituntut kreatif dan inovatif (28/04/2024).
“Sehingga bila ada keinginan untuk mengupdate kelimuan bapak dan ibu harus ikuti, sehingga tidak perlu ada yang namanya expired knowledge, kalau ilmu itu yang expired diberikan ke anak anak maka anak anak akan keracunan ilmu. Jadi jangan sampai kita ajarkan expired knowledge. Lalu kita harus punya cara atau thoriqoh yang pengajaran sesuai dengan zaman sekarang, yang tentunya berbeda dengan dahulu, misalnya bagaimana meringkas dan membuat materi yang disampaikan singkat tapi menarik, sehingga waktunya tidak lama dan anak anak tidak bosan, dan yang tidak kalah pentingnya bagaimana memanage kelas menjadi enak” terang Guru Besar UIN Yogyakarta,
Lebih lanjut, berkenaan moderasi beragama, Waryono memaparkan tentang 4 indikator moderasi beragama yang bisa dipraktikkan dalam konteks pembelajaran yang pertama komitmen kebangsaan yang kedua itu adalah anti kekerasan baik kekerasan verbal maupun non verbal yang ketiga adalah toleransi dan yang keempat adalah penerimaan terhadap tradisi.
Senada Kabid PAKIS Kemenag Provinsi Kepri Riadul Afkar mengatakan kegiatan bertema moderasi beragama sangat tepat dilaksanakan di Tanjungpinang, karena Provinsi Kepri merupakan penerima penghargaan dari pemerintah pusat sebagai provinsi yang tingkat moderasi beragamanya terbaik pertama di Indonesia dari 38 provinsi di Indonesia pada tahun 2022 dan terbaik kedua pada tahun 2023.
Riadul Afkar juga mengapresiasi dan mengingatkan kepada para pendidik MDT yang diundang karena memiliki peran penting sekolah khususnya MDT itu untuk memberikan sosialisasi pada anak-anak apakah sudah paham tentang apa yang disebutkan tentang moderasi agama itu oleh sebab itu sengaja dari Kementerian Agama Republik Indonesia memberikan materi tentang moderasi agama untuk guru-guru, sebagai pembekalan sebelum mengajarkan kepada santri MDT.
Kasubdit PMDT Siti Sakdiyah mengamini, bahwa kegiatan ini sebagai bentuk sekaligus untuk menjawab kenapa kementerian agama itu terus mendorong mensosialisasikan menyampaikan dan mengingatkan kepada kita semua kepada masyarakat agar menghidupkan moderasi beragama.
“Oleh karenanya kami berharap kepada peserta setelah selesai kegiatan, bisa berkontribusi dalam upaya sosialiasi dan memahamkan moderasi beragama di lingkungan satuan pendidikan khususnya MDT, keluarga serta masyarakat sekitar” tutup Sakdiyah.
Kegiatan menghadirkan narasumber yaitu : Dr. Anis Masykur, MA (Materi Moderasai Beragama dalam Perspektif Teologi Agama) dan Tim Fasilitator Dr. Siti Shalihah dan M.Ag dan Dr. Popi Puadah, M.Pd.
Bagikan: