Jakarta (Pendis) - Sikap moderat dalam beragama menjadi kunci utama dalam menjaga kerukunan ditengah perbedaan dan keberagaman masyarakat Indonesia.
Pernyataan ini disampaikan oleh Plt. Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Waryono Abdul Ghofur, saat membuka acara Pembinaan Moderasi Beragama dan Wawasan Kebangsaan bagi Ustadz dan Ustadzah Pondok Pesantren.
"Keberagaman merupakan anugerah bagi masyarakat Indonesia, oleh karenanya segala perbedaan harus dianggap sebagai kekayaan yang penting untuk dirawat. Sejatinya perbedaan dapat menambah tinggi makna kedamaian dan kerukunan," ujar Waryono pada Senin (04/03/2024).
Waryono menyambut baik acara tersebut, menurutnya semangat moderasi perlu terus dipupuk dari waktu ke waktu seiring dengan perubahan dan dinamika yang terjadi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan adanya Pembinaan Moderasi Beragama dan Wawasan Kebangsaan diharapkan para ustadz dan ustadzah Pondok Pesantren dapat menjadi agen perubahan yang mempromosikan moderasi beragama dan menjaga kerukunan serta kedamaian dilingkungannya masing-masing.
Giat pembinaan moderasi beragama yang digelar oleh Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesatren tersebut berlangsung selama tiga hari mulai tanggal 4-6 Maret 2024 di Jakarta. Diikuti oleh sebanyak 27 ustadz dan ustadzah dari Pondok Pesantren dari berbagai provinsi.
Kasubdit Pendidikan Pesantren, Basnang Said, mengungkapkan program ini bertujuan untuk menumbuhkan pemahaman moderat dalam beragama, saling menghargai keberagaman, dan mempromosikan nilai-nilai moderasi beragama di kalangan para pendidik agama dilingkungan Pondok Pesantren.
"Kami berharap para ustadz dapat menjadi pelopor moderasi beragama di wilayah atau lingkungan Pondok Pesantren tempat mereka berada," ungkap Basnang Said.
Selain membahas moderasi beragama, giat ini juga membahas isu-isu terkait kehidupan santri dan kenyamanannya di Pondok Pesantren, serta memberikan pendekatan holistik terhadap keberagaman.
Rangkaian acara pembinaan moderasi beragama ini melibatkan beberapa pembicara terkemuka, seperti Wakil Ketua PBNU Dr. K.H. Muhammad Faisal, Ws. Liem Liliany Lontoh selaku Instruktur Nasional Moderasi Beragama, Ahmad Anfusul Marom peneliti Lakpesdam NU Yogyakarta, dan Marzuki Rais peneliti sekaligus Dosen ISIF Cirebon.
Acara dirangkai dalam bentuk workshop, diskusi, dan pelatihan untuk menggalang semangat moderasi beragama di kalangan para pendidik agama di Pondok Pesantren. Dengan demikian, diharapkan Pondok Pesantren dapat menjadi agen perubahan dalam menyebarluaskan nilai-nilai moderasi beragama ditengah keberagaman yang menjadi kekhasan Indonesia.
(Rozkit)
Bagikan: