Jakarta (Kemenag) — Ma’had Aly se-Indonesia bersiap menyambut Hari Bumi ke-55 dengan semangat baru. Dalam rapat koordinasi daring yang digelar Direktorat Pesantren, para pemimpin Ma’had Aly menyatukan komitmen untuk menjadikan pesantren sebagai garda terdepan dalam pelestarian lingkungan.
Direktur Pesantren, Basnang Said, menegaskan bahwa pesantren tidak hanya berfungsi sebagai pusat pendidikan agama, tetapi juga harus menjadi motor gerakan ekologi berbasis nilai-nilai spiritual. “Mahasantri harus mampu menjaga iman sekaligus menjaga alam. Ini adalah bentuk ibadah yang relevan dengan tantangan zaman,” ujarnya.
Direktur Pesantren, Basnang Said, menyampaikan bahwa pesantren memiliki potensi besar untuk menanamkan kesadaran lingkungan melalui pendidikan yang terintegrasi. Menurutnya, Ma’had Aly bukan hanya lembaga pendidikan agama, tetapi juga wahana membentuk generasi yang beriman sekaligus peduli terhadap keberlanjutan bumi. Ia menilai penting untuk menguatkan hubungan antara ajaran agama dan tanggung jawab ekologis, sebagai bagian dari nilai-nilai keimanan.
Dalam peringatan Hari Bumi tahun ini, Basnang menggarisbawahi tiga fokus utama. Pertama, program “1 Mahasantri 1 Pohon” yang bertujuan membangun rasa tanggung jawab dan kepedulian terhadap alam di kalangan mahasantri. Kedua, memperkuat kolaborasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk mendukung pelaksanaan kegiatan lingkungan yang berkelanjutan di pesantren. Ketiga, mendorong pengembangan konsep ekoteologi—pandangan bahwa menjaga alam adalah bagian dari ibadah dan praktik spiritual.
“Ma’had Aly bukan hanya mencetak ulama, tapi juga penjaga bumi. Kita punya kualitas, kita punya komitmen. Saatnya pesantren bicara, bertindak, dan memberi solusi untuk bumi yang lebih Lestari, tandas Basnang.
Kasubdit Pendidikan Ma’had Aly, Mahrus, yang memimpin jalannya rapat, menegaskan bahwa gerakan ini tidak boleh berhenti pada seremoni. “Kita ingin Hari Bumi menjadi momentum membangun budaya lingkungan yang mengakar kuat di setiap pesantren,” tegasnya.
Beragam inisiatif juga mulai digagas oleh Ma’had Aly di daerah. Ma’had Aly Tebuireng, misalnya, akan menggandeng Bank Sampah Terpadu (BST) pesantren sebagai mitra pengelolaan limbah. Sementara Ma’had Aly Walindo bersiap melaksanakan aksi bersih-bersih dan rehabilitasi lahan di lingkungan sekitarnya sebagai upaya mencegah bencana banjir.
Ketua DEMA AMALI, Ahsan Syaifur, menyambut baik langkah ini dan menambahkan pentingnya peran media sosial sebagai alat dakwah ekologi. “Melalui konten digital, kita bisa menyebarkan kesadaran menjaga lingkungan dengan cara yang lebih luas dan kekinian,” ucapnya.
Sebagai bentuk penguatan gerakan, AMALI akan mengedarkan surat ajakan kepada seluruh Ma’had Aly untuk menggelar kegiatan Hari Bumi dan mengumpulkan karya tulis bertema ekologi. Tulisan-tulisan ini akan dikurasi dan dipublikasikan sebagai bagian dari literasi hijau pesantren.
Bagikan: