Jakarta (Pendis) - Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Ahmad Zayadi hari ini, Senin (18/11) menerima kunjungan 30 orang santri yang lolos seleksi Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB), sekaligus pelepasannya untuk bertolak untuk melanjutkan kuliah di Universitas Al Azhar Kairo, acara tersebut dilakukan di Kantor Kementerian Agama RI Jalan Lapangan Banteng Barat Jakarta.
"Kami ucapkan selamat kepada ananda yang berada di sini, karena semua yang terpilih ini benar-benar telah menjalani seleksi ketat, artinya kandidat terseleksi ini adalah kandidat yang paripurna. Semoga tidak mengecewakan dan mampu menyelesaikan program dengan tepat waktu tanpa ada kendala yang serius dan sesuai yang kita harapkan,"ucap Zayadi.
Dikatakan Zayadi, bahwa beberapa waktu lalu, Kemenag menggelar seleksi PBSB Luar Negeri dilakukan melalui 2 tahap, yakni : seleksi Computer Based Test (CBT) dan Tes Tahdid Mustawa. Sebanyak 992 santri telah mengikuti seleksi tahap I berupa tes CBT pada 14 Mei lalu. Dari seleksi tersebut didapatkan sebanyak 60 santri yang berhak mengikuti seleksi tahap II berupa Tes Tahdid Mustawa. Tes yang dilakukan berupa ujian tulis dan wawancara. Tes Tahdid Mustawa sendiri merupakan mekanisme seleksi yang diterapkan oleh Universitas Al Azhar Kairo bagi calon mahasantri baru. Santri diuji oleh Syekh yang didatangkan langsung dari Al Azhar Kairo. Tes ini bertujuan untuk menentukan level penguasaan bahasa Arab calon mahasantri.
Selanjutnya, peserta yang lolos mengikuti tes tahap II, para santri disuguhkan dengan soal-soal berkaitan kemampuan dan penguasaan Nahwu, Sharaf, Insya`, Qiraah, Istima`, Kalam, serta penguasaan kosa kata Arab. Seleksi tahap II ini menentukan 30 calon mahasantri sesuai kuota yang disediakan. "Sebanyak 30 calon mahasantri ini yang sekarang hadir di sini, setelah dinyatakan lolos, diberikan pelatihan dan bimbingan guna meningkatkan kemampuan berbahasa Arab, terdapat 7 kategori tingkatan penguasaan bahasa Arab, 1) Mubtadi` Awal, 2) Mubtadi` Tsani, 3) Mutawasith Awal, 4) Mutawasith Tsani, 5) Mutaqaddim Awal, 6) Mutaqaddim Tsani, dan yang paling tinggi adalah, 7) Mutamayyiz," ujar Zayadi.
"Kami berharap dan yakin, peserta yang telah lolos seleksi ini mampu menjaga dan memelihara jati diri sebagai santri Indonesia yang mengedepankan etika dan akhlak, juga menempatkan diri sebagai agen dalam misi perdamaian dunia yang memiliki tanggung jawab sebagai salah satu bagian yang berperan menjaga perdamaian, karena bagaimanapun pesantren merupakan laboratorium perdamaian dunia,"tuturnya.
Selain itu, sebagai santri Indonesia hendaknya menjadi contoh bagi bangsa lainya, bagaimana kita beragama dalam konteks Indonesia yang plural dan bagaimana kita bernegara dalam konteks negara yang religious. Pahami peran sebagai agen moderasi beragama, hendaknya menerapkan moderasi beragama dalam bersosialisasi, untuk itu, hindarilah sikap ekstrimitas dalam beragama, karena agama mengajarkan kita bersikap wasatiyah, harap Zayadi.
Lebih lanjut, Zayadi mengingatkan para peserta santri Program Beasiswa Santri Berprestasi yang beberapa pekan lagi bersiap bertolak ke Universitas Al Azhar Kairo, harus selalu menjaga nama baik negara kita, sebab Indonesia seringkali memperoleh keistimewaan dari Universitas Al Azhar Kairo, misalnya beberapa tahun Indonesia diberikan kewenangan membangun asrama mahasiswa di sana, pungkasnya. (Hikmah)
Bagikan: