Jakarta (Pendis) - Dalam rangka memperingati Hari Santri 2018, Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD-Pontren) Kementerian Agama membuka call for papers untuk Muktamar Pemikiran Santri Nusantara dengan mengusung tema "Islam, Kearifan Lokal dan Tantangan Kontemporer". Mukatamar ini rencananya akan digelar di Ponpes. Ali Maksum Krapyak, Yogyakarta 10 s/d 12 Oktober 2018.
Sub-tema atau bidang kajian yang akan dieksplorasi dalam muktamar ini adalah:
1) Pesantren dan Moderasi Beragama
2) Pesantren dan Perempuan
3) Pesantren dan Kebudayaan
4) Revitalisasi Keilmuan Pesantren
5) Bahtsul Masa`il Pesantren dan Inovasi Pemikiran
Kendatipun berbasis pesantren, namun semua sub-tema atau bidang kajian ini dapat didiskusikan melalui berbagai disiplin ilmu yang meliputi akidah, filsafat, sejarah, ilmu al-Qur`an, hadis, sosiologi, antropologi, pendidikan, filologi, hukum Islam, psikologi, sains murni, ilmu terapan, dan disiplin lainnya.
Sedangkan apresiasi yang bisa dilakukan oleh panitia untuk peserta yang dinyatakan lolos seleksi, maka panitia akan menanggung biaya yang meliputi biaya transportasi ketempat muktamar, akomodasi, dan konsumsi selama muktamar berlangsung.
Direktur PD-Pontren, Ahmad Zayadi mengatakan peran serta santri dalam membangun negeri telah diakui oleh banyak pihak, baik oleh kalangan akademisi maupun pemerintah melalui penetapan Hari Santri pada 2015 silam. Penetapan hari santri ini didasarkan pada hari di mana Resolusi Jihad yang dikeluarkan oleh KH. A. Hasyim Asy`ari pada 22 Oktober 1945.
"Resolusi Jihad ini kemudian memantik perlawanan semesta yang dilakukan oleh rakyat Indonesia untuk menentang kedatangan sekutu dan penjajah yang puncaknya melahirkan peristiwa heroik 10 November 1945. Namun, jauh sebelum itu, para santri telah berperan penting pada masa kolonial; mulai dari memberikan pendidikan bagi masyarakat luas, menjadi penjaga warisan tradisi serta intelektual bangsa, hingga menjadi pasukan perlawanan terhadap pemerintah kolonial Belanda," tutur Zayadi.
Ia menerangkan bahwa pasca kemerdekaan, santri juga menjadi lini depan untuk memberikan legitimasi dalam sistem negara bangsa bernama Indonesia ini. Sejarah mencatat bahwa kaum santri ikut menjaga legitimasi kedaulatan Indonesia dengan memberikan status ulil amri al-daruri bi al-syaukah kepada presiden Indonesia yang saat itu sedang mengalami banyak pemberontakan.
Selain itu, pasca Orde Baru tatkala era reformasi dimulai, konsep negara Indonesia mendapat tantangan hebat dari kelompok Islam trans-nasional yang menghendaki pemerintahan Islam global dan menolak Indonesia sebagai sebuah konsep nation state. Atas isu ini, lagi-lagi santri menjadi lini terdepan dalam mempertahankan bentuk negara bangsa Indonesia dengan slogannya, "NKRI Harga Mati".
"Saat ini, kaum santri dihadapkan pada situasi yang semakin kompleks akibat situasi global yang terus berkembang. Selain keuntungan yang didapat oleh bangsa Indonesia, saat ini bangsa Indonesia dihadapkan pada ajaran ekstremisme, radikalisme, terorisme, serta potensi konflik horizontal yang semakin menampakkan diri dan memberikan ancaman nyata bagi keberlangsungan bernegara kita yang telah disepakati sebelumnya," ujar Zayadi.
Muktamar ini bukan ajang kompetisi yang memperebutkan sebuah gelar. Tetapi sebagai ajang dialektika pemikiran santri yang tersebar di pelosok tanah air. Kriteria kepesertaan lebih diutamakan dari kalangan santri, baik yang mengajar atau masih belajar sebagai mahasiswa/mahasantri, maupun alumni pondok pesantren yang berprofesi sebagai akademisi, peneliti, praktisi, maupun profesional.
Sebagai langkah awal, bukti gagasan dan pemikiran dapat dibuktikan dengan abstrak paper (tidak melebihi 300 kata) dengan bahasa Arab, Inggris, Indonesia, atau Pegon dalam kurun waktu 12-31 Agustus. Akan direview oleh Tim Akademik pada 1-3 September untuk diketahui bobot dan mutu pemikirannya. Apabila hasil seleksi abstrak menyatakan kelayakannya dan masuk dalam nominasi yang terpilih untuk dipresentasikan, maka panitia akan meminta full paper dalam rentang 5-31 September 2018. Berkas paper muktamar dikirim melalui email muktamarsantri2018@gmail.com.
Undangan Panelis dikirim pada 1-5 Oktober, lalu presentasi makalah akan dilaksanakan pada 10-12 Oktober. Sebagai bentuk pertanggungjawaban akademik, makalah yang diajukan orisinil karya sendiri dan belum pernah dipublikasikan dalam bentuk apapun, baik di media cetak maupun elektronik. Info lebih lanjut bisa menghubungi 085258739454 Rafiq Zainul Mun`im. (M. Zidni Nafi`/dod)
Bagikan: