Bekasi (Pendis) - Setelah sukses menggelar tes seleksi Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) berbasis online secara serentak pada 14 s/d 17 Mei lalu, Kementerian Agama (Kemenag) melalui Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD-Pontren) melakukan pertemuan dengan Perguruan Tinggi Mitra (PTM) dengan agenda penentuan kelulusan calon mahasiswa PBSB di Bekasi.
Dalam sambutannya, Direktur PD-Pontren Ahmad Zayadi menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah turut mensukseskan gelaran tes seleksi PBSB.
"Computer Based Test (CBT) PBSB tahun ini berjalan lancar. Kendala yang ditemui hanya pada pelaksanaan tes di Jayapura. Karena saat pelaksanaan tes sempat terjadi gempa bumi yang mengakibatkan putusnya jaringan internet. Namun hal itu bisa segera diatasi," jelas Zayadi di Bekasi, Kamis (24/05).
Pertemuan ini dihadiri oleh para pengelola PBSB pada 13 PTM; UIN Jakarta, UIN Bandung, UIN Yogyakarta, UIN Semarang, UIN Malang, UIN Surabaya, UIN Makassar, IPB Bogor, ITS Surabaya, UGM Yogyakarta, Uncen Jayapura, UPI Bandung, UAI Jakarta.
Para pengelola PBSB ini akan menandatangani berita acara dan memberikan daftar nama calon mahasiswa PBSB yang nantinya akan kuliah pada perguruan tingginya. "Kita akan mengumumkan secara online kelulusan calon mahasiswa PBSB pada tanggal 2 Juni mendatang," ujar Zayadi.
Selain itu, Zayadi sangat mengapresiasi pola pembinaan mahasiswa PBSB yang didesain oleh PTM. Di hampir seluruh PTM, pada tahun pertama mahasiswa PBSB diwajibkan tinggal di asrama kampus. Mereka juga diminta berperan aktif dalam kegiatan kemahasiswaan di kampus.
Seperti PTM lainnya, UAI Jakarta yang baru bermitra pada tahun 2018 dengan membukan prodi sastra Cina juga menerapkan pola pembinaan serupa. Mahasiswa PBSB nantinya akan diminta menjadi mentor keagamaan di Masjid Agung Al Azhar. Selain itu, mereka akan diarahkan tinggal di pesantren sekitar UAI Jakarta, semisal di Pesantren Daarul Rahman.
"Pola pembinaan semacam ini diharapkan dapat merawat, mengembangkan dan bahkan menyebarkan tradisi kesantrian dan tradisi turats mereka di kampus tempat mereka kuliah," ungkap Zayadi. (Hery/dod)
Bagikan: