Seoul, Korsel (Pendis) - Dalam rangka memotret kondisi sistem pendidikan di Korea Selatan, terutama berkaitan dengan pendidikan karakter, Direktorat Pendidikan Agama Islam (PAI) Kementerian Agama RI, memberangkatkan 10 orang tim yang terdiri dari unsur direktorat, guru PAI TK, SD, SMP, SMA/SMK dan pengawas untuk mengikuti Short Course on Character Education di Seoul National University of Education (SNUE), Korea Selatan pada tanggal 9 s/d 15 Desember 2018.
Short course ini dibuka dengan keynote speaker, Mr. Kyung-Sung Kim, Ph.D, President of SNUE yang menyampaikan paparan dengan topik The Magic of Korean Education, Senin (10/12). Pada tahun 2009, Korea Selatan menjadi negara terbaik menurut peringkat PISA dan berhasil melampaui Finlandia. Keberhasilan ini tidak lepas dari upaya dan kerja keras dengan mengembalikan orientasi pendidikan kepada jati diri Korea Selatan. Upaya lain yang tidak kalah pentingnya adalah dengan menempatkan guru pada posisi yang strategis dan terhormat.
President SNUE yang merupakan sahabat dari Bapak Jahja Umar, Ph.D, mantan Direktur Jenderal Pendidikan Islam, juga memaparkan bahwa sejarah panjang kemajuan pendidikan di Korea Selatan dipelopori Presiden Junghee Park (1961-1979) yang menjadikan pendidikan sebagai investasi jangka panjang. Investasi penting ini dimulai dengan melatih guru, membangun sekolah, dan meningkatkan gaji guru.
Sesi short course hari pertama dilanjutkan dengan kuliah Prof. Lee In Jae yang memaparkan tentang The Character Education in South Korea. Pentingnya penerapan Pendidikan karakter di Korea Selatan dilatarbelakangi adanya generasi mudanya yang menunjukkan indikasi karakternya semakin merosot. Maraknya bullying di sekolah dan di dunia maya, kepedulian yang rendah, serta buruknya interaksi sosial merupakan beberapa masalah yang dikeluhkan oleh orangtua dan guru. Mungkin selama ini pendidikan terlalu fokus pada pencapaian akademik, sehingga pendidikan moral dan karakter menjadi terabaikan.
"Kami menjumpai remaja Korea yang pandai, tapi mereka egois atau tidak peduli dengan lingkungan sosial. Ini sungguh mengkhawatirkan," kata Prof. Lee In Jae meyakinkan.
Memang tidak mudah meyakinkan akan pentingnya pendidikan karakter terutama kepada orang tua. Mereka terlanjur memiliki mindset bahwa kesuksesan anak ditentukan oleh prestasi akademik saja. Untuk itu perlu sosialisasi kepada orangtua dan masyarakat agar sama-sama memahami pentingnya pendidikan karakter untuk mengantarkan generasi muda Korea Selatan menjadi sukses di masa mendatang. Dengan memandang pentingnya pendidikan karakter, pemerintah Korea Selatan pada tahun 2015 membuat Undang-undang yang secara khusus mengaturnya.
Kini pendidikan karakter di Korea Selatan menjadi komponen yang penting. Sekolah-sekolah di Korea Selatan mengelola pendidikan karakter ini dengan baik. Para guru dan sekolah-sekolah terbaik dalam mengimplementasikan pendidikan karakter mendapatkan penghargaan dari pemerintah.
Mengutip pernyataan Albert Einstein, "Many people say that is the intellect which makes a great scientist. They are wrong. It is character. Akhirnya karakter yang menjadi pemenang," demikian Prof. Lee menutup paparannya. (unang rahmat/dod)
Bagikan: