Mataram (Pendis) - Direktur Pendidikan Agama Islam (PAI), Imam Safe`i menyebutkan ada 3 kegiatan besar Direktorat PAI yang harus menjadi target bersama. Pertama kegiatan yang bersifat mandatori, kedua kegiatan unggulan dan ketiga kegiatan yang bersifat inovasi.
Hal itu disampaikan Imam pada Kamis, 19 Juli 2018 di depan 35 peserta kegiatan Pengayaan Pembelajaran dan Penilaian Kurikulum PAI SD Angkatan 3 yang berlangsung di Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Lebih lanjut dijelaskan bahwa kegiatan mandatori adalah program direktorat yang dilaksanakan dalam rangka memenuhi mandat perundang-undangan atau peraturan hukum lainnya. Misalnya pembayaran tunjangan profesional guru (TPG) dan pengadaan buku-buku pembelajaran PAI. Sedangkan kegiatan unggulan adalah kegiatan yang menjadi ikon direktorat dan menjadi bagian pencitraan PAI misalnya Pentas PAI dan Program Guru Master. Sedangkan program inovasi adalah kegiatan direktorat yang merupakan kreativitas dan terobosan baru yang belum ada sebelumnya misalnya Bina Kawasan di daerah tertinggal dan pemilihan Guru MODIIS (Moderat, inovatif dan Inspiratif).
Dalam paparan kebijakan Direktorat PAI tersebut, Imam juga menyampaikan bahwa tantangan dan problematika utama pelaksanaan kebijakan PAI adalah anggaran yang terbatas dan masih terkonsentrasi untuk beban pembayaran tunjangan profesional (sertifikasi) GPAI.
Saat ada guru yang bertanya di forum, "apakah direktorat bisa membantu nasib guru honorer di daerah agar bisa mendapatkan sertifikasi dengan cara mempermudah regulasinya, yakni tidak mensyaratkan sebagai guru tetap?"
Imam menjawab dengan diplomatis bahwa terkait regulasi atau petunjuk teknis itu sudah menjadi ketetapan DPR dalam hal ini komisi 8. Kementerian Agama hanya mengikuti secara prosedural sesuai ketentuan juknis yang berlaku namun ia setuju untuk pengangkatan guru baru (PNS) akan diutamakan terlebih dulu guru-guru honorer yang sudah mengabdi lama.
Terkait kegiatan yang sedang dilaksanakan dengan output buku pengayaan dan panduan penilaian PAI, Imam mensupport agar diupayakan dengan sungguh-sungguh dan profesional, nantinya buku-buku tersebut hanya sebagian kecil saja yang dicetak namun selebihnya akan dibuat digitalisasi e-book agar bisa didownload oleh semua GPAI seluruh Indonesia. Hal ini sebagai upaya terciptanya Budaya PAI yakni religious, academic dan digital, pungkasnya. (wikan/dod) (Foto: yoni haris)
Bagikan: