Bandung (Pendis) - Direktorat Pendidikan Agama Islam (PAI) Kementerian Agama mengadakan Seminar Sehari "Pengembangan Moderasi Islam" yang bekerjasama dengan UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) Bandung, 7 Desember 2017. Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah civitas akademika kampus, dosen dan mahasiwa, dan pegawai di lingkungan Direktorat PAI.
Seminar ini merupakan sebagai salah satu ikhtiar Kementerian Agama untuk menguatkan pemahaman keagamaan Islam di lingkungan perguruan tinggi umum.
Dalam sambutan Dekan FPIPS UPI Bandung, disebutkan bahwa Hindu Budha masuk ke Indonesia di sekitar abad 4-5 M. Sementara Islam masuk ke Indonesia di abad 13. Namun, Islam cepat dan mudah menyebar. "Hal ini disebabkan karena pendakwah yang membawa Islam datang dengan sikap yang moderat", papar Dekan. Islam disebarkan dengan pendekatan budaya. Islam hadir dengan menghormati nilai-nilai budaya yang ada tanpa menyalahkan, tetapi diislamisasikan. Islam diperkenalkan tidak dengan pendekatan hitam putih atau mudah menyalahkan. "Islam ditampilkan dengan budaya Indonesia. Islam dikenalkan dengan nilai-nilai pribumi. Jadi ada pribumisasi. Tidak memakai budaya arab", paparnya lebih lanjut. Salah satu contoh hal itu adalah digunakannya wayang dan lirik-lirik, sehingga masyarakat tidak apriori dan menilai islam tidak memusuhi mereka.
Di bagian lain disebutkan bahwa pada masa penjajahan, umat Islam ikut aktif berjuang memerdekakan Indonesia. Ia mengisi kemerdekaan dengan membangun negeri ini dan mencari titik temu antara Islam dg nasionalisme. "Ada tokoh-tokoh founding fathers yang akhirnya melahirkan ideologi Pancasila," papar Dekan.
Pancasila merupakan falasafah negara yg mengandung nilai-nilai Islam. "Inilah moderasi dari tokoh-tokoh Islam. Ideologi yang sdh disepakati adalah hasil ijtihad para ulama kita. Sistem negara adalah masalah ijtihadi bukan masalah qot`iy. Pancasila lahir sebagai ijtihaf ulama kita sebgai pilihan utk merawat den mengembangkan bangsa ini", papar Dekan. (Swd/dod)
Bagikan: