Manado (Pendis) - Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Abdul Rasyid menyambut baik diselenggarakannya kegiatan Workshop Pengembangan Program Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) SD di Manado dari tanggal 27-29 Maret 2018. Menurutnya, Sulut memiliki falsafah hidup yang humanis antara lain yang terkenal adalah `Si Tou Timou Tumou Tou` artinya manusia hidup hendaklah memanusiakan sesama manusia. Sulut yang mendapat penghargaan sebagai provinsi dengan tingkat toleransi terbaik dari Balitbang Kementerian Agama dengan 4 indikator, yakni kerukunan umat beragama, ekspresi keagamaan yang tinggi, semangat kebersamaan dengan falsafah `torang semua bersaudara` dan tidak adanya gesekan fisik antar agama layak mendapatkan perhatian lebih bagi berkembangnya pendidikan agama di kalangan para guru khususnya GPAI. "Guru adalah sosok dengan 3 tugas penting yakni mengajar, melatih dan mendidik," ujarnya.
Kegiatan yang diikuti 45 peserta dari seluruh Sulawesi ditambah Provinsi Gorontalo, Maluku, dan Maluku Utara ini menurut Kasubdit PAI pada SD/SDLB, Ilham dititikberatkan pada kompetensi GPAI dalam bidang literasi khususnya Karya Tulis Ilmiah (KTI) dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Bidang ini menjadi sebuah konsekuensi dari diluncurkannya Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) yang menjadi salah satu program Direktorat PAI mulai tahun 2017 yang lalu. KTI dan PTK juga menjadi salah satu acuan penilaian bagi GPAI. Jika untuk GPAI Non PNS ditekankan pada pengembangan profesi dan merefleksikan proses dan hasil pembelajaran maka bagi PNS selain keduanya ditambah satu lagi yakni pencapaian angka kredit. "Program dengan stressing literasi ini bisa dikatakan terobosan karena baru pertama dilakukan di Direktorat PAI," pungkasnya dengan penuh antusias.
Hadir dalam kegiatan tersebut pakar di bidang literasi Islam dari Universitas Hasanudin Makassar yakni Prof. Dr. Basir Syam selaku narasumber. Di awal ia menjelaskan bahwa perintah untuk memahami literasi sudah termaktub dalam Al Quran yakni perintah membaca Al Quran Surat Al Alaq 1-5, ditambah perintah untuk melakukan penelitian berikut instrumen pentingnya dalam Al Quran Surat Al Ghasiyah ayat 17-21 dan Surat Al Araaf ayat 179. Sementara narasumber widyaiswara dari Balai Diklat Keagamaan Provinsi DKI Jakarta, yakni Dr. Marina Setiawati dalam penjelasannya terkait jabatan fungsional guru dan angka kreditnya menekankan bahwa ada 4 penilaian yang masuk unsur dari angka kredit antara lain pendidikan, pembelajaran dan tugas tambahan, penunjang dan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB). Dalam PKB ada penilaian laporan pengembangan diri, publikasi ilmiah dan karya inovatif. Publikasi ilmiah lewat karya tulis dan PTK memiliki kontribusi besar dalam penilaian angka kredit.
Narasumber utama sekaligus fasilitator kegiatan yang juga merupakan Instruktur Nasional (IN) di bidang kurikulum PAI, yakni Achmad Hasim dan Akhmad Faozan mengajak peserta untuk langsung praktek dalam penulisan karya ilmiah dan PTK melalui tahap-tahap yang harus diikuti dan diperhatikan. Produk dari kegiatan yang dilaksanakan selama 3 hari itu adalah tugas kelompok proposal PTK lewat PPT yang dipresentasikan dan tugas pribadi terstruktur berupa proposal PTK. Hasim menghimbau agar GPAI rajin menulis selaku guru dan menghasilkan PTK minimal 2 buah dalam setahun. (wikan/dod) (Foto: aan danial)
Bagikan: