Tangerang (Pendis) - Pada kegiatan Pengembangan Pembelajaran dan Penilaian Kurikulum PAI SMP yang diselenggarakan di Banten, Direktur PAI, Amien Haedari (16/3/2016) menyarankan perubahan yang signifikan bagi guru PAI yang menjadi IN (Instruktur Nasional). Model dan metodologi harus berbeda dengan tahun sebelumnya. Inovasi yang berkelanjutan merupakan keniscayaan.
Melihat perkembangan ilmu pengetahuan dan sosial yang semakin pesat, Direktur PAI memberikan penjelasan mengenai perubahan yang disengaja. Beliau menyebutnya dengan istilah social engineering. Ketika guru PAI dan pengawas dianggap sebagai agen perubahan, hal ini menyiratkan intervensi intelektual. Tentunya, intervensi intelektual ini dilakukan secara sistematis, terencana, dan berkesinambungan. Untuk mencapai social engineering yang diharapkan ini, guru PAI perlu terus menerus mengubah metodologi yang lebih bagus. Sebab menurutnya, terkadang ada sebagian orang yang memiliki pola pikir yang salah. Salah satunya adalah kecenderungan seseorang untuk menerapkan metode lama pada kondisi yang dihadapi sekarang. Dalam hal ini, Direktur PAI memberikan arahan bahwa guru PAI yang menjadi IN harus mampu menerapkan metodologi yang lebih luas dan baru, tidak berkutat pada metode di masa lalu.
Guru PAI harus memiliki progresivitas yang tinggi dalam menangkap dan memahami perubahan ini. Inilah yang menegaskan bahwa guru PAI adalah agen perubahan. Untuk mengubah generasi bangsa pada kemajuan, guru PAI terlebih dahulu harus mengubah dirinya.
(Rudi AS/ra)
Bagikan: