Serpong (Pendis) - Pendidikan yang ideal tidak hanya terfokus pada transfer of knowledge tetapi dapat menjadi instrumen tranformasi sosial di masyarakat. Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis), Kamaruddin Amin saat memberikan arahan pada kegiatan Workshop Penyusunan Buku Teks Siswa dan Pegangan Guru PAI di Serpong Kemarin, Jum`at (16/11).
Kamaruddin menjelaskan bahwa proses pendidikan memiliki banyak fase yang harus dilalui, fase pertama adalah pengajaran (transfer of knowledge), kedua pengamalan ilmu, ketiga internalisasi diri, keempat living together dan terakhir adalah transformasi sosial.
Dari fase pendidikan tersebut, Kamaruddin mengarahkan agar buku teks PAI mampu menginternasilasikan nilai-nilai keagamaan kepada peserta didik. "Tugas kita adalah memastikan anak didik mengamalkan ilmu yang diajarkan sehingga dapat membentuk pribadi yang baik," ujar Guru Besar UIN Alauddin Makassar itu.
Kamaruddin juga mengingatkan agar buku teks PAI dapat menjawab persoalan yang terjadi di tengah masyarakat. "Tantangan kita dalam penulisan buku ini harus bisa menjawab pertanyaan masyarakat dan menjawab hasil survei yang dilakukan oleh masyarakat," tegasnya.
Lebih lanjut, menurut Kamaruddin pengetahuan agama bisa menjadi instrumen transformasi sosial dalam kehidupan bermasyarakat dan berwarganegara. "Agama mengajarkan kita untuk hidup bersama, menyadarkan kita bahwa kita bagian dari komunitas, entitas, karena banyak orang beragama mengamalkan kebajikan namun saat dia hidup bersama orang lain dia tidak bisa merefleksikan kebaikannya dalam komunitas," ujarnya.
Pada akhir sesi, Kamaruddin berpesan agar buku teks PAI ini berisi pelajaran agama yang menarik dan dekat dengan kehidupan siswa. "Saya berharap agar buku ini merefleksikan pengajaran agama yang menarik, efektif dan dirasakan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari," terangnya. (miftah/dod)
Bagikan: