Tangerang Selatan (Pendis) – Direktorat Pendidikan Agama Islam, Ditjen Pendidikan Islam tengah menggelar dua kegiatan besar yakni Festival Pendidikan Agama Islam (PAI) SMA dan SMK dan Gebyar PAI Taman Kanak-Kanak (TK) tahun 2022.
Festival PAI SMA dan SMK diperuntukkan bagi peserta didik SMA dan SMK di seluruh Indonesia. Jenis lomba yang dikompetisikan dalam Festival PAI adalah Islamic Trending Issues Debate Competition, Islamic Content Creator Challenge on Social Media, Moderasi Beragama Innovation Project.
Sementara itu, Gebyar PAI TK merupakan kegiatan Kompetisi dan Ekshibisi bagi Guru PAI TK dan peserta didik TK dalam bidang seni, karya, keterampilan yang merupakan bagian dari kegiatan Ekstra Kurikuler Ekstrakurikuler PAI yang diselenggarakan di TK. Ada empat macam lomba yang dikompetisikan, yakni: Lomba Karya Inovasi Pembelajaran PAI di TK, Lomba Cipta Lagu Moderasi Beragama (Versi Anak), Lomba Da'i Cilik, dan Lomba Hafalan Surat Pendek.
Direktur PAI, Amrullah saat diwawancarai mengaku kagum dan terpukau dengan penampilan peserta baik dari peserta Festival PAI maupun Gebyar PAI. Menurutnya, ini ajang yang luar biasa yang dapat menampilkan potensi-potensi dari bibit unggul di seluruh penjuru Indonesia.
“Saya melihat ini kompetisi yang luar biasa dan sangat membanggakan,” ungkap Amrullah di Tangerang Selatan pada Selasa (25/10/2022).
Amrullah optimis jika siswa-siswa terus dibina dan diolah akan memiliki potensi yang lebih baik lagi.
“Jadi anak itu memang kalau kita latih dan kita bina, nantinya akan lebih bagus lagi potensinya. Tidak hanya orang tuanya, tapi juga guru-gurunya juga terus ditingkatkan lagi potensinya,” ujarnya.
Amrullah berharap program kompetisi ini supaya dilanjutkan pada tahun-tahun berikutnya, bahkan lebih bagus setiap tahun. Ia menegaskan kegiatan ini kompetisi yang sangat bagus dan akan meningkatkan kriteria lomba yang akan dilaksanakan sehingga potensinya akan bisa tergali lebih dalam lagi.
Salah satu pembelajaran pada anak-anak, kata Amrullah, pada penguatan moderasi beragama yang terintegrasi pada setiap tema di ajang ini. Bahkan ia mengaku heran akan potensi dan penguasaan siswa mengenai moderasi beragama. Pasalnya, pada ajang debat, siswa seperti menguasai buku yang mereka pelajari tanpa ada yang kurang sedikitpun.
“Ini bentuk implementasi penguatan moderasi beragama,” tandasnya.
Harapannya, bisa meningkatkan potensi dan motivasi peserta didik,
serta meningkatkan motivasi dan kompetensi guru-guru PAI Meningkatkan motivasi peserta didik serta membekali langkah praktis dalam mengimplementasikan moderasi beragama dalam kehidupan sosial bermasyarakat di lingkungan beragama dalam kehidupan sosial bermasyarakat di lingkungan peserta didik.
“Namun tidak hanya peserta didiknya, guru-guru PAI juga diharapkan meningkatkan kompetensi sehingga bisa lebih baik lagi dalam mengantarkan prestasi peserta didiknya,” pungkasnya.
Bagikan: