Tangerang (Pendis) - "Daerah perbatasan itu adalah halaman depannya Indonesia. Maju tidaknya Indonesia itu dilihat dari kawasan yang berbatasan dengan negara lain, bukan kawasan Jakarta. Oleh karenanya, jadikanlah wilayah perbatasan itu sebagai halaman depannya Indonesia," demikian ungkapan Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Nur Syam, saat membuka acara Pre-Departure Bina Kawasan yang diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan Agama Islam di Days Hotel, Tangerang, 10 Desember 2017. Hadir dalam kegiatan itu Direktur Pendidikan Agama Islam, Imam Safei, sejumlah pejabat di lingkungan Direktorat Pendidikan Agama Islam, dan peserta Bina Kawasan.
Sekretaris Jenderal Kementerian Agama menyatakan bahwa program ini sangat prospektif dan strategis. Melakukan pembinaan keislaman dan keindonesiaan di kawasan perbatasan itu sangat penting. "Guru Pendidikan Agama Islam perlu menjadikan daerah 3T itu sebagai halaman depan Indoensia yang nyaman," papar Nur Syam. Di samping itu, tentu memperkuat komitmen NKRI di daerah perbatasan menjadi bagian dari yang tidak terpisahkan dari upaya itu semua.
Ada banyak kasus bahwa anak-anak Indonesia di daerah perbatasan itu tidak dapat menikmati layanan pendidikan dengan baik. Bahkan, sejumlah anak-anak dari tenaga kerja Indonesia yang berada di daerah perbatasan Malaysia, misalnya, tidak dapat menikmati layanan pendidikan di Malaysia. Sebab, pemerintah Malaysia melarang tenaga kerja Indonesia membawa anak-anaknya, sehingga tidak sedikit anak-anak Indonesia yang tidak dapat belajar di wilayah Malaysia. Oleh karenanya, papar Sekjen, "Pengiriman Guru Pendidikan Agama Islam di luar negeri untuk membangun sekolah komunitas, khususnya di daerah perbatasan, perlu segera dilakukan".
Pada bagian lain, guru besar UIN Sunan Ampel Surabaya itu berpesan kepada peserta untuk melakukan 4 K. Pertama, Kuatkan pembangunan bangsa ini dari wilayah perbatasan atau pinggiran. "Para peserta harus mampu memastikan berlangsungnya pembangunan di daerah 3T itu" ungkap Nur Syam. Kedua, Kuatkan Sumber Daya Manusia. Ketiga, Kuatkan kerjasama. "Tidak mungkin kita melakukan sendirian. Oleh karenanya, saudara mampu memposisikan diri sebagai fasilitator atau mediator". Keempat, Kuatkan rasa kebangsaan dan kenegaraan. "Ujung atau akhir dari program ini adalah untuk menguatkan 4 pilar konsensus kebangsaan, yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika," ungkap Nur Syam. (Swd/dod)
Bagikan: