Banyuwangi (Pendis) - "Semangat untuk berubah harus tumbuh bersama," kata Imam Safei, Direktur PAI pada saat menyampaikan arahan umumnya di depan seluruh staff dan pejabat di forum Bimtek Pengembangan Program PAI di Banyuwangi hari Rabu (28/08) kemarin.
Imam mengilustrasikan bahwa jika yang berubah hanya pejabat atau pegawainya, tapi satpam atau supir tidak berubah, maka perubahan tersebut tidak akan ada artinya. Mungkin seorang pejabat bisa masuk tepat waktu, tapi jika tidak diikuti oleh perubahan mindset supir, maka tetap saja sampai di kantor akan terlambat.
"Kehadiran ke Banyuwangi ini untuk menumbuhkan kebersamaan dalam rangka mengoptimalkan kinerja kepegawaian. Banyuwangi dipandang sebagai kota yang diharapkan banyak memberikan inspirasi perubahan. Banyuwangi termasuk kota yang melesat cepat dalam memperbaiki dirinya dalam segala aspek" jelasnya lebih lanjut.
Perbaikan pandangan dan perilaku bisa berubah tidak hanya dengan mendengarkan ceramah, tapi juga bisa dengan melakukan pengamatan.
Hari ini semua pegawai termasuk para supir pun dilibatkan untuk menikmati salah satu destinasi wisata dunia. Banyuwangi dulu bukanlah menjadi lirikan masyarakat domestik apalagi masyarakat dunia. Tapi kini, sejumlah penerbangan saja terutama yang domestik lebih pesat di banding Jember, tetangganya yang lebih dulu memiliki bandara.
Maka dari itu, di forum ini pula dihadirkan Yusi Damayanti, Kepala Subag Organisasi dan Tatalaksana sekaligus salah satu penggerak Reformasi Birokrasi. Yusi menyampaikan bahwa kinerja dan gerak PAI secara umum terlihat cepat dan kompak. Kondisi ini perlu dipertahankan, dan memahami implementasi reformasi birokrasi menjadi salah satu instrumen menjaga stabilitas kinerja. "Ini adalah kali pertama, Direktorat PAI melibatkan pokja Reformasi Birokrasi Ditjen Pendis," puji Yusi.
Di even tersebut juga dilakukan polling terhadap siapa yang layak ditugaskan sebagai agen perubahan pada Direktorat PAI. Menurut Anis Masykhur, Kasi Bina Akademik PAI pada TU yang juga menjadi bagian dari pokja RB Ditjen Pendis, bahwa polling dilakukan untuk mendeteksi personalia yang relatif dikenal kreasi dan inovasinya oleh seluruh pegawai.
Hasil polling menunjukkan untuk level pejabat eselon 3 peraih suara tertinggi adalah Unang Rahmat (43,3%), dilanjutkan oleh Victoria (33,3%) dan Nurul Huda (20%). Sementara untuk 4 besar peraih suara terbanyak di level eselon IV adalah Anis Masykhur (21,7%), Nanik Puji Hastuti (13,3%), dan Ida Farida, Biltisyer Bachtiar, Chundasah. Ketiga yang terakhir mendapatkan perolehan presentase 11,7%. Selanjutnya di tingkat JFU, perolehan teratas adalah Sih Wikaningtyas (18,3%), disusul kemudian oleh Yudistira (15%), Farizal (10%), Masitah (8,3%) dan Suharno (8,3%). Nama-nama tersebut akan diusulkan kepada Direktur untuk selanjutnya Direktur akan mengajukannya kepada Direktur Jenderal Pendidikan Islam. (ni5/dod)
Bagikan: