Yogyakarta (Kemenag) – Pengurus Wilayah Pergerakan Mahasiswa Moderasi Beragama dan Bela Negara (PW PMMBN) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sukses menggelar Simposium Moderasi Beragama dan Kebangsaan pada Sabtu (23/11/2024) di Universitas Widya Mataram Yogyakarta (UWM). Kegiatan ini menjadi ajang diskusi strategis yang mengedepankan peran mahasiswa sebagai pelopor moderasi beragama dan bela negara dalam menjaga keberagaman dan membangun kebangsaan di era digital.
Acara yang melibatkan kolaborasi dengan Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia (FL2MI) dan Forum Kader Pemuda Bela Negara ini dibuka oleh Dadan Hardadi, perwakilan dari Direktorat Pendidikan Agama Islam (PAI) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI. Dalam sambutannya, Dadan menekankan pentingnya penguatan moderasi beragama dan cinta tanah air untuk menghadapi tantangan global serta mendukung terwujudnya Indonesia Emas 2045.
“Moderasi beragama adalah jalan tengah yang harus terus kita rawat. Mahasiswa memiliki peran vital untuk menyebarkan pesan kerukunan di tengah masyarakat yang majemuk,” ujar Dadan.
Acara ini juga dihadiri oleh berbagai tokoh nasional dan daerah, termasuk Kepala Kanwil Kementerian Agama DIY, Wakil Ketua DPRD DIY, dan Sekretaris Daerah DIY yang hadir sebagai keynote speaker. Rektor UWM, Edy Suandi Hamid, dalam sambutannya menyatakan bahwa mahasiswa harus menjadi garda terdepan dalam membangun harmoni sosial dan toleransi beragama.
“Peran mahasiswa sebagai agen perubahan sangat penting, terutama dalam merespon dinamika sosial yang semakin kompleks di era digital ini,” tegas Rektor.
Simposium ini menghadirkan sejumlah narasumber terkemuka, termasuk Kapten Inf. Wahyani (Korem 072 Pamungkas), Kombes Pol. Wachyu T.B. Sulistyono (Polda DIY), Dr. Nur Ahmad Ghojali (Kemenag DIY), dan Ahmad Asroni (akademisi UII). Para narasumber mengulas berbagai isu strategis, mulai dari penguatan moderasi beragama sebagai pilar kerukunan umat beragama hingga bela negara dalam konteks partisipasi sipil.
“Bela negara tidak hanya berbentuk militer, tetapi juga melibatkan kontribusi nyata setiap warga negara dalam menjaga persatuan, mengedepankan inovasi, dan menanamkan nilai-nilai moral yang mendukung kemajuan bangsa,” jelas Kombes Pol. Wachyu. Sementara itu, Kapten Inf. Wahyani menekankan pentingnya pemahaman tentang moderasi beragama untuk mencegah intoleransi dan ekstremisme di masyarakat.
Ketua Umum PW PMMBN DIY, Seto Galih Pratomo, menjelaskan bahwa simposium ini adalah bagian dari upaya menciptakan sinergi antara mahasiswa, akademisi, dan pemerintah untuk mempromosikan nilai-nilai moderasi beragama dan bela negara. “Prinsip hubbul wathan minal iman (cinta tanah air adalah bagian dari iman) menjadi landasan perjuangan kami dalam membangun generasi muda yang toleran, nasionalis, dan berintegritas,” ungkap Seto.
Ratusan peserta yang hadir secara daring dan luring mengikuti acara ini dengan antusias. Diskusi interaktif antara narasumber dan peserta menjadi salah satu daya tarik utama, di mana berbagai gagasan terkait moderasi beragama dan bela negara dibahas secara mendalam.
Kementerian Agama DIY menyambut baik inisiatif ini sebagai bagian dari program besar penguatan moderasi beragama di kalangan generasi muda. Kepala Kanwil Kemenag DIY, dalam keterangannya, mengapresiasi PW PMMBN DIY yang terus aktif mendorong penguatan moderasi beragama. “Upaya ini sejalan dengan visi Kementerian Agama untuk mewujudkan masyarakat yang damai, toleran, dan saling menghargai perbedaan,” ujarnya.
Dengan suksesnya acara ini, PW PMMBN DIY diharapkan dapat menjadi motor penggerak kegiatan serupa di berbagai wilayah. Simposium ini juga menjadi bukti nyata peran strategis mahasiswa dalam mendukung terciptanya harmoni sosial dan kebangsaan yang kokoh di Indonesia.
Bagikan: