Serpong (Pendis) - Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidikan Agama Islam (PAI) menyelenggarakan Training of Trainer (ToT) perdana bagi guru, pengawas, widyaiswara dan dosen PAI terpilih dari seluruh Indonesia. Sebanyak 55 peserta hadir untuk mengikuti ToT Master Trainer Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PPKB) PAI selama 4 hari, 17 s/d 20 Mei 2018.
Direktur PAI, Imam Safe`i menjelaskan bahwa ToT Master Trainer PPKB PAI menjadi langkah awal melakukan kaderisasi master trainer PAI. "PPKB merupakan ikhtiar untuk meningkatkan kualitas guru. ToT menjadi langkah awal untuk melatih master trainer, ke depannya akan terus berlanjut dan menghasilkan banyak guru master yang terlatih sehingga kebutuhan pengembangan profesi guru dapat terlayani," jelas Imam saat memberikan arahan bagi peserta ToT di Hotel Atria Serpong pada Kamis (17/05).
Selain itu, Imam juga menghimbau agar sekolah menjadi best practice dalam diseminasi pendidikan agama moderat. "Para Instruktur Nasional disini diharapkan agar menjadikan sekolah masing-masing sebagai best practice dalam pendidikan agama, sehingga kader-kader yang melawan negara tidak akan lahir dari sekolah para Instruktur Nasional," ujar mantan Kasubdit Ketenagaan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam ini.
Melalui kegiatan ToT Master Trainer ini diharapkan agar Instruktur Nasional dapat menjadi guru yang proyektif. "Intruktur Nasional tidak hanya menjadi orang yang reaktif pada hari ini tetapi juga proyektif terhadap isu pendidikan di masa depan. Jika kita belajar untuk hari ini pasti kita tertinggal, jika kita belajar untuk kedepan tentu ketercapaiannya akan lebih optimal," harap Imam.
Lebih lanjut, Imam menguraikan tiga budaya dalam merespon kompetensi abad 21 bagi para calon Instruktur Nasional. "Ada tiga budaya untuk menghadapi kompetensi abad 21 yaitu budaya religiusitas, akademik dan digital. Sebagai guru agama, budaya religius sudah pasti tidak dapat ditinggalkan. Budaya akademik kita kembangkan melalui karya tulis atau karya ilmiah sedangkan budaya digital menjadi bagian dari karya inovatif dalam merespon kompetensi abad 21," ujar pria kelahiran Jember ini.
Di akhir arahannya, Imam mengingatkan bahwa aspek penting bagi seorang guru adalah pengembangan profesionalitas. "Aspek pedagogik bagi para Instruktur Nasional dianggap sudah selesai, namun yang lebih penting lagi adalah pengembangan keprofesionalitas yang melingkupi, pertama, karya ilmiah. Kedua, pendalaman materi dan ketiga, karya inovatif," pungkasnya. (Miftah/dod)
Bagikan: