Serpong (Pendis) - Pendidikan Islam Indonesia berkomitmen akan menjadi pusat studi Islam dan sekaligus menjadi destinasi pendidikan Islam dunia. Direncanakan tahun depan akan ada sekitar 5.000 (lima ribu) mahasiswa asing yang belajar di Indonesia, melalui Perguruan Tinggi Keagamaan Islam baik yang berbentuk UIN/IAIN/STAIN maupun Ma`had Aly. Oleh karenanya, semua perguruan tinggi di Indonesia sudah sepatutnya didorong untuk mengembangkan pemahaman keislaman yang moderat, termasuk melalui lembaga keagamaan mahasiswa pada perguruan tinggi umum.
Demikian pernyataan yang diungkap oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Kamaruddin Amin, ketika menyampaikan materinya di hadapan dosen PAI pembina lembaga keagamaan mahasiswa pada perguruan tinggi umum dan sejumlah aktivis mahasiswa pada lembaga keagamaan mahasiswa pada perguruan tinggi umum dalam kegiatan "Rakor Organisasi Keagamaan Islam Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum" yang dilaksanakan di Hotel Soll Marina, Serpong, 23 s/d 25 November 2017, oleh Direktorat Pendidikan Agama Islam Kementerian Agama RI.
Pemahaman keagamaan sebuah bangsa, papar guru besar UIN Makassar lebih lanjut, sangat dipengaruhi oleh karakter keagamaan yang berkembang pada bangsa itu sendiri. Dalam konteks ini, pemahaman keislaman di Indonesia juga dipengaruhi oleh lembaga pendidikan dan para sarjananya. Lembaga pendidikan dan sarjana itu sangat kontrbutif dalam membangun karakter keislaman Indoensia. "Moderatisme keislaman merupakan ciri yang melekat di Indonesia. Dan itu dipengaruhi oleh para sarjana dan ulama Indonesia," papar Kamaruddin Amin.
Di sisi lain, arus informasi yang demikian besar meniscayakan adanya pergaulan yang melewati batas-batas negara. Ini merupakan tantangan serius bagi kita agar informasi itu tidak melahirkan pemahaman keagamaan yang radikal. "Selama Indonesia mampu menampilkan moderatisme keagamaannya maka ia akan terus menjadi salah model dan referensi Islam yang sekaligus menjadi destinasi pendidikan Islam dunia," terang Dirjen Pendidikan Islam.
Untuk itu, semua organisasi keislaman pada mahasiswa di perguruan tinggi umum diminta untuk secara serius dan proaktif menggaungkan nilai-nilai moderatisme keislaman itu. "Melalui organisasi keislaman mahasiswa di perguruan tinggi umum, seluruh mahasiswa dipastikan untuk memiliki militansi keindonesiaan yang kuat. Pemahaman keislamannya harus mampu menjadi pendorong dalam membangun semangat nasionalisme keindonesiaan. Pemahaman inilah yang kita akan terus gelorakan," tegas Kamaruddin Amin. (Swd/dod)
Bagikan: