Jambi (Pendis) - Ada sesuatu yang baru dalam konsep bimbingan teknis kurikulum 2013 yang diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan Agama Islam di Tahun 2017, yakni penerapan Higher Order Thinking Skill (HOTS) dalam pelaksanaan penilaian Pendidikan Agama Islam (PAI). HOTS adalah kemampuan berpikir yang tidak sekadar mengingat (recall), menyatakan kembali (restate), atau merujuk tanpa melakukan pengolahan (recite). Pada prinsipnya, soal HOTS bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa dalam: (1) mentransfer satu konsep ke konsep lainnya; (2) memproses dan menerapkan informasi; (3) mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbeda-beda; (4) menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah; dan (5) menelaah ide dan informasi secara kritis.
Antusiasme Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) dalam menyerap pengetahuan tentang HOTS begitu tinggi. Hal ini terlihat dalam dinamika forum yang berkembang selama penyelenggaraan Kegiatan Pengembangan Pembelajaran PAI pada SMA/SMK Angkatan 2, yang diselenggarakan oleh Subdit PAI pada SMA/SMALB/SMK Direktorat PAI Ditjen Pendidikan Islam. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai salah satu sarana peningkatan wawasan dan kompetensi GPAI SMA/SMK khususnya di dalam mengembangkan model pembelajaran yang aktraktif, dinamis, dan up to date dengan perkembangan zaman. Dengan pembelajaran yang menarik diharapkan internalisasi nilai-nilai keagamaan bisa diwujudkan oleh peserta didik tanpa paksaan sehingga terbentuk akhlak sebagaimana yang diamanatkan di dalam tujuan pendidikan nasional, yaitu insan yang beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia. Melalui kegiatan semacam ini, diharapkan GPAI SMA/SMK menjadi lebih siap untuk menjadi bagian dari problem solving berbagai persoalan yang sedang dihadapi bangsa Indonesia sekarang ini.
Selama tiga hari, mulai tanggal 11 sampai dengan 13 April 2017, sejumlah 50 GPAI SMA dan SMK se-Provinsi Jambi digembleng oleh para Pejabat Struktural dan Instruktur Nasional Kurikulum 2013 Kementerian Agama untuk menjadi agen-agen pembaharu dunia pendidikan. GPAI SMA/SMK harus percaya diri dan berani tampil beda, tentu bukan berarti "asal beda", melainkan tampil dengan performa optimal untuk mewujudkan pembelajaran PAI yang bermutu dan berkualitas.
Kasubdit PAI pada SMA/SMALB/SMK, Unang Rahmat, dalam sambutan penutup berpesan agar peserta kegiatan tidak cepat merasa puas atas apa yang didapat dalam kegiatan bimtek ini, selalu berupaya untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang relevan dengan pelaksanaan tugas sehari-hari sebagai GPAI SMA/SMK. "Keberhasilan sebuah proses pembelajaran adalah hasil akumulasi dari berbagai kompetensi, antara lain meliputi pengetahuan, keterampilan dalam menggunakan metode pembelajaran, dan tidak kalah penting ialah sikap maupun perilaku GPAI itu sendiri," pungkasnya. (apri/dod)
Bagikan: