Semarang (Pendis) - Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, Farhani dalam sambutan di depan peserta Peningkatan Kompetensi Guru (PKG) Instruktur PAI SD Bidang ICT di Semarang, 8 Maret 2018 mengatakan bahwa salah satu yang menjadi concern Kementerian Agama di bidang pendidikan adalah manajemen sumberdaya manusia dalam hal ini guru sebagai sosok yang digugu dan ditiru.
Pemerintah mengalokasikan 20% Anggaran Pendapatan Belanja Negara setiap tahunnya untuk pendidikan. Di Kemenag, 85% anggaran yang diterima digunakan untuk fungsi pendidikan. Jadi tugas mengemban pendidikan terutama para guru bukan perkara main-main. Terkait perannya di era global atau milenial seperti sekarang, guru khususnya GPAI harus mampu mengintegrasikan teknologi ke dalam pendidikan agama yang menjadi tugasnya.
Melahirkan instruktur handal di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi atau ICT dari sosok guru PAI tidaklah mudah. "Tapi bukan tidak mungkin. Direktorat PAI berusaha mewujudkannya semaksimal mungkin sebagai upaya peningkatan mutu para guru PAI," ujar Kasubdit PAI pada SD/SDLB Ilham saat membuka acara tersebut yang dilaksanakan selama tiga hari yakni 7 s/d 9 Maret 2018 di Semarang.
Ilham menjelaskan kegiatan ini memiliki misi penting yakni melatih sekaligus memilih guru-guru PAI terbaik dan memenuhi syarat untuk menjadi instruktur nasional PAI di bidang ICT yang akan membantu Direktorat PAI dalam menjalankan kebijakan pengembangan GPAI khususnya pembelajaran berbasis ICT. Ada 40 peserta yang diundang, mereka adalah peserta-peserta terbaik di masing-masing wilayah selama kegiatan Workshop PKG sejenis selama tahun 2016-2017. Mereka harus melewati serangkaian seleksi seperti pretest membuat presentasi powerpoint di tempat, tes wawancara yang meliputi kemampuan umum dan kemampuan khusus di bidang ICT, membuat produk ICT terkait untuk kebutuhan penilaian pembelajaran tugas terstruktur individu yang dipresentasikan di depan tim penilai dan post test materi.
Hadir narasumber seorang pakar ICT, Kasi Produksi Model dari Balai Pengembangan Multimedia Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Tony Setyawan yang menyampaikan paparannya tentang bagaimana kiat-kiat memanfaatkan teknologi di abad 21. "Hal penting yang harus diingat dalam pembelajaran kepada peserta didik, gunakan teknologi dengan karakter agar tidak membahayakan mereka. Prinsipnya ibarat layang-layang, bisa terbang jauh di udara tapi tetap bisa dikendalikan oleh benang," pesannya.
Sementara itu, Mohamad Nur Zakun dan Zainal Abidin selaku tutor menekankan bahwa beberapa materi utama yang disampaikan sekaligus dipraktekkan oleh para peserta difokuskan pada materi yang mendukung GPAI dalam mengembangkan kreatifitas dan inovasi pembelajaran yang diarahkan pada penyusunan bahan ajar PAI SD berbasis ICT. Keempat materi utama yang wajib dikuasai peserta sebagai calon instruktur adalah Construct 2 (apilkasi untuk membuat Game Android), Zipgrad (aplikasi untuk membuat lembar jawaban soal (LJK)), Crossword (aplikasi membuat TTS pendidikan) dan Google Quiz (aplikasi membuat soal dengan bantuan Google Form). (wikan/dod) (Foto:aan danial)
Bagikan: