Tangerang (Pendis)-Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) di Indonesia diharapkan menjadi destinasi tempat lahirnya disiplin keilmuan yang luar biasa. Harapan ini disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Prof. Muhammad Ali Ramdhani, dalam pembukaan Annual Conference on Research Proposal (ACRP) 2022.
Ditengah pergumulan ideologi dunia saat ini, Ali mendorong agar cendekiawan muslim PTKI mampu bersaing memproduksi gagasan genuine dan inovatifnya bagi dunia Islam dan internasional. Ia berharap akademisi Muslim tidak terjebak pada ruang teoritical lama yang sudah tidak relevan lagi.
"Kita perlu melakukan aktivitas-aktivitas ilmiah yang kolaboratif, salah satunya tentang distingsi PTKIN dan upaya mengawinkan ilmu-ilmu pengetahuan umum, ilmu pengetahuan sains dan agama, lalu bagaimana kita dapat membangun konsep hidup dalam satu tarikan nafas, bagaimana agama dan kebangsaan itu terwujud dari nilai-nilai kemasyarakatan," ujar Ali membuka acara ACRP, sekaligus melaunching buku "Routledge Series on Islam and Muslim Societies in Indonesia" di Pakons Prime Hotel Tangerang, Senin (22/11/2021).
Untuk melakukan perubahan, Guru Besar UIN Bandung ini mengingatkan perlu menanamkan growth mindset, terutama dalam membaca konteks kekinian sehingga mampu memproduksi pemikiran yang relevan. Ali menyatakan peneliti PTKI tidak akan mampu menjadi leader atau trendsetter jika terus mengikuti standarisasi pola berpikir negara tertentu.
"Harapan saya ibu bapak, jangan terjebak pada teori-teori yang sudah ada. Kita adalah produk-produk orang yang berakal, dan memproduksi sesuatu hal yang baru. Mari kita terobos, percayalah pada saya bahwa hari ini kita perlu mengubah sesuatu hal. Ada yang disebut dengan growth mindset, everything can change, IQ can change," tegasnya.
Sementara itu, Direktur PTKI Prof. Suyitno melaporkan progresivitas dosen PTKI dalam melakukan tugas-tugas pengabdian masyarakat sudah menunjukkan hasil yang maksimal. Bahkan dalam hal publikasi karya internasional, civitas akademika PTKI sudah berhasil menembus penerbit internasional.
"Kita harus bersyukur beberapa diantaranya (Dosen PTKI) mampu menembus publikasi internasional. Ini bagian upaya kita, saatnya mengeksplore gagasan sehingga menjadi referensi dunia. Salah satu konsen kita yang diangkat adalah, sesuai tema memproduksi karya PTKI menguatkan moderasi beragama, kita punya distingsi terhadap kajian Islamic Studies dan Sains, seharusnya tema riset kedepan ini sudah bersentuhan bersentuhan dengan tema ini," tutur Suyitno.
Suyitno menyatakan ACRP merupakan ajang yang menginspirasi. Untuk itu, ia meminta agar para Dosen PTKI tidak merasa inferior terhadap kekayaaan karya intelektual yang sudah dimiliki. Apalagi, sudah banyak karya ilmiah yang terindeks Scopus dan terpublikasikan secara masif di media. Ia juga mendorong hasil riset PTKIN diberikan afirmasi dan kebijakan anggaran yang semestinya.
Sebagai informasi, Annual Conference on Research Proposal (ACRP) 2022 digelar pada 22 - 24 November 2021. Sebanyak 996 proposal nominee akan dipresentasikan di hadapan sejumlah reviewer terpilih dari Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI). Selama tiga hari, para nominee akan bersaing ketat untuk mendapatkan bantuan Litapdimas dari Kemenag RI.
Tags:
ACRP2021Bagikan: