Florence, Italia (Pendis)--. Tiga dosen Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri dari tiga PTKIN, terpilih wakili Indonesia untuk menyampaikan pemikirannya sebagai panelis dalam gelaran SUSI For Scholar Alumni Workshop Global Summit pekan ini di New York University, Florence, Italia. Kegiatan ini sedikitnya diikuti 60 akademisi dari 40 negara di dunia.
Dimas Prakoso Nugroho dari UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, Bintan Humaira dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Agus Salim dari UIN Sultan Thaha Jambi terpilih sebagai panelis setelah memalui seleksi panjang dalam agenda akademik prestisius SUSI Alumni Workshop Global Summit. Pemilihan para panelis dilakukan dengan penilaian tertutup dan penilaian terbuka. Penilaian tertutup dilakukan dengan penelusuran rekam jejak aktivitas dan profilling jejak digital setelah dinominasikan oleh perguruan tinggi Amerika tempat mereka pernah mengikuti program penguatan kapasitas dosen. Penentuan nominasi dilakukan dengan cara yang sama kepada alumni dari 4 angkatan. Dalam hal ini Dimas Prakoso Nugroho dan Bintan Humeira di nominasikan oleh Arizona State University dan Agus Salim oleh New York University. Penilaian terbuka dilakukan dengan pengiriman sejumlah pertanyaan secara berkala untuk diselesaikan oleh para nominee. Dalam penilaian ini para nominee juga akan dilihat bagaimana cara mereka berinteraksi secara digital. Setelah dilakukan penilaian terbuka dan tertutup, para nominee kembali dinilai cara profiling jejak digital dan impact yang telah dilakukan di masyarakat selama ini. Selanjutnya panelis terpilih akan di seleksi berdasarkan sebaran gender dan keterwakilan geografis.
Para panelis terpilih selanjutnya diberikan kesempatan untuk membahas topik yang relevan dengan tantangan dunia saat ini. Mereka ditantang untuk dapat memberikan solusi atas topik yang diberikan berdasarkan latar belakang keilmuan, kepakaran dan pengalaman profesional yang dimiliki. Selanjutnya mereka diundang untuk dapat mendiseminasikan pemikiran dihadapan para akademisi dan professional dari 40 negara dunia dalam forum akademik SUSI Alumni Workshop Global Summit di Florence, Italy.
Dalam kesempatan ini, Dimas Prakoso Nugroho dari UIN Sayyid Ali Rahmatullah menjadi panelis untuk tema ‘ The Future of Workforce and Youth Citizen’. Tema ini membahas tentang bagaimana tantangan dan solusi masa depan dunia kerja seiring dengan perkembangan dunia teknologi informasi dan komunikasi, Internet of Things, Kecerdasan Buatan dan robot. Output dari panel ini adalah, pertama, memberikan tawaran berupa identifikasi tantangan dunia kerja secara global. Identifikasi ini penting agar masyarakat, kalangan usaha dan perguruan tinggi dapat mempersiapkan diri. Hasil yang diharapkan adalah terciptanya peta kebutuhan dan tantangan dunia kerja di masa depan yang dapat digunakan oleh berbagai kalangan termasuk perguruan tinggi dunia. Suara para gen-z penting untuk di dengar mengingat merekalah target dari persoalan ini. Dalam kesempatan ini Dimas membawa suara para gen z sebagai pemegang estafet masa depan dalam memetakan tantangan masa depan dunia kerja.
‘ Meski masyarakat masih banyak yang mencampuradukan konsep millenial, zillenial dan alpha generation. Namun, ada satu tantangan nyata dimana masa depan dunia kerja adalah untuk generasi berikutnya yakni yang paling dekat adalah gen Z. Generasi baru ini sepenuhnya berbeda. Gen z ini unik dan butuh perlakuan khusus. Penentuan kebutuhan masa depan dunia kerja harus dilakukan dengan memperhatikan apa dan bagaimana sebenarnya generasi ini dalam semua aspek.’
Sementara itu, dua dosen Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri yakni, Bintan Humeira dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Agus Salim dari UIN Sultan Thaha Jambi terpilih sebagai pembicara untuk tema Immigration and Religion. Tema ini membahas konvergensi antara kebijakan luar negeri, imigrasi dan agama. Dalam tema ini juga dibahas tentang bagaimana hubungan diplomatik dipengaruhi oleh stabilitas keamanan dan keberagaman agama dan kepercayaan.
Dalam kesempatan ini Bintan Humeira dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta membahas tentang bias media dalam meliput dan membingkai relasi isu global khususnya terkait dengan isu agama. Bias media terjadi salah satunya aktivitas media arus utama interasional dalam membingkai muslim yang berujung pada penciptaan perspektif islamophobia di kalangan masyarakat global, dan sebaliknya media media di Indonesia membingkai isu tentang kebijakan sejumlah negara dalam beberapa hal dengan frame anti Islam.
‘Situasi ini membuat tantangan bagi relasi Indonesia yang sebenarnya punya pehatian serius tentang interfaith dialogue. Media punya tanggung jawab signfikan untuk mendukung terjalinnya moderasi beragama dan interfaith dialogue, bukan sebaliknya memunculkan bias dan prasangka antar agama dan berujung pada sentimen Anti Musim‘
Sementara itu, Agus Salim dari UIN Sultan Thaha Jambi membahas tentang hubungan antara agama dan kebijakan luar negeri.
‘Saat ini, agama sudah menjadi salah satu isu arus utama dalam hubungan antara negara. Dengan membandingkan pengalaman Indonesia dan Amerika dalam mengelola keagamaan dalam diplomasi.’
Agus mengeksplorasi proses asimilasi isu keagamaan ke dalam formulasi kebijakan luar negeri di kedua negara yang nota bene adalah negara yang dasarnya bukan agama dan bagaimana narasi keagamaan dibangun dalam kebijakan luar negeri sehingga dapat memperkuat kebinekaan dan perdamaian dunia.
SUSI Alumni Workshop Global Summit ini merupakan program kompetisi bagi para penerima program beasiswa non gelar Study of the United States Institute for Scholar. Para penerima beasiswa non gelar dalam 4 tahun penyelenggaraan terakhir berkompetisi untuk mendapat kesempatan diundang untuk mendiseminasikan pemikiran dan kapasitasnya dalam SUSI Alumni Workshop Global Summit di Italia. Penyelenggara kegiatan ini adalah New York University kampus Steindhard dan Florence. Sebagaimana diketahui, New York University merupakan salah satu dari Top 100 tiers university.
Tags:
uinBagikan: