Jakarta (Kemenag) — Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Amien Suyitno, mengajak seluruh Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) untuk segera bertransformasi menyambut era digitalisasi pendidikan. Hal ini disampaikan dalam forum Persiapan Pelaksanaan Uji Komeptensi Mahasiswa PPG Tahun 2025, Selasa (30/4/2025).
“Jika semua sudah berbasis digital, kenapa kita masih membebani guru dan mahasiswa dengan biaya-biaya konvensional? Kalau bisa gratis, gratiskan saja. Fokus kita adalah mutu, efisiensi, dan inovasi,” tegas Amien Suyitno dalam sambutannya.
Menurutnya, pendidikan guru saat ini tidak bisa lagi dijalankan dengan pendekatan lama. Transformasi digital, termasuk pemanfaatan Artificial Intelligence (AI), harus menjadi arah kebijakan baru. Ia mencontohkan bagaimana negara lain sudah menerapkan teknologi canggih bahkan dalam proses pembelajaran dasar.
“Dunia sudah bicara AI, bahkan teknologi jubah transparan. Kita masih berkutat dengan persoalan administrasi teknis. Ini waktunya kita lompat jauh, bukan berjalan pelan,” ujarnya dengan nada menekankan urgensi perubahan.
Dirjen juga menyoroti pentingnya penguatan PPG Prajabatan sebagai wadah untuk melahirkan guru unggul masa depan. Ia menegaskan bahwa seleksi peserta harus lebih ketat, pelaksanaan lebih disiplin, dan lulusannya harus benar-benar di atas rata-rata.
“PPG Prajab bukan sekadar program. Ini adalah gerbang baru menciptakan guru profesional di era digital. Kita ingin produk pendidikan yang ‘limited edition’, bukan massal tapi eksklusif,” tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Amien juga menggarisbawahi peran strategis Fakultas Tarbiyah sebagai jantung universitas keagamaan. Ia menyebut bahwa Tarbiyah adalah fakultas dengan jumlah peminat terbesar dan memiliki tanggung jawab moral serta akademik untuk memimpin inovasi di sektor pendidikan.
“Tarbiyah itu harus jadi yang terbaik dari yang terbaik. Kalau tidak, kita akan kalah dalam persaingan global. SDM-nya paling banyak, harusnya kualitasnya juga paling unggul,” tegasnya.
Menutup arahannya, Amien Suyitno mengingatkan agar semua pihak tidak lagi menunda inovasi. Menurutnya, kebijakan baik harus dijalankan sekarang juga — bukan besok.
“Menunda kebaikan adalah awal dari keterlambatan. Kita harus membuktikan bahwa pendidikan Islam tidak hanya responsif, tapi juga memimpin zaman,” pungkasnya.
Bagikan: