Medan (Pendis) -- Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Medan atas nama Muhammad Ridho Ramadhan dari program studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Angkatan 2017 berhasil menembus jurnal terindeks Scopus melalui karya tulis ilmiahnya.
“Alhamdulillah, setelah melalui jalan panjang, karya tulis saya bisa menembus jurnal terindeks Scopus. Rasanya senang, bahagia dan tentu bangga. Saya harapkan hal ini, pencapaian ini bisa jadi referensi dan motivasi bagi mahasiswa lainnya,” jelas Muhammad Ridho terkait prestasi tersebut di Medan, Kamis (13/7/2023).
Ia menjelaskan, sebelum berhasil menembus jurnal Scopus tersebut, berbagai tantangan ia hadapi. Misalnya revisi yang begitu banyak hingga beberapa kali ditolak dosen. Namun setelah berkoordinasi dan berkonsultasi dengan beberapa dosen, bahkan mendengarkan saran masukan kawan-kawan mahasiswa lainnya, untuk mencoba menerbitkan tulisan ke jurnal kredibel.
Ternyata setelah submit jurnal, lalu karya yang ia ajukan berhasil diterbitkan letter of acceptance (LOA) sebagai tanda tulisan diterima dari lembaga jurnal tersebut. “Tentu bangga bisa tembus jurnal terindeks Scopus. Tipsnya agar kita mau terus mencari dan menggali, entah dengan dosen, internet dan sarana lainnya yang bisa mendukung kita,” ujarnya.
“Lalu jangan pantang menyerah dan tetap semangat untuk mencari peluang. Jangan sungkan untuk meminta saran dan masukan dari rekan-rekan yang sudah selesai studinya. Semoga ini bisa memotivasi mahasiswa UINSU lainnya. Teruslah mencari ilmu, sering baca jurnal, minimal lima jurnal dalam satu hari. Pantang menyerah,” tukasnya.
Kepala Pusat Penelitian dan Publikasi, Dr Irwan Padli Nasution, MKom menyampaikan, UINSU dan kampus lain terus bergerak memenuhi indikator standar yang menentukan peringkat atau ranking kampus, baik skala nasional dan internasional. Indikator itu, selain fasilitas dan sarana prasarana seperti gedung megah, namun juga termasuk dalam publikasi ilmiah dalam jurnal.
Jurnal yang diterbitkan, artinya karya tulis ilmiah kita diakui dan bisa dibaca masyarakat secara luas. FST merupakan ujung tombak UINSU dalam mengembangkan jurnal-jurnal terkait teknologi. Jurnal Scopus memang banyak memuat tentang teknologi sehingga ini menjadi peluang, seperti yang berhasil dilakukan Ridho.
Pencapaian ini, jelas Dr Irwan, tentu baik karena menembus jurnal internasional. Diharapkan juga bisa menjadi motivasi kepada mahasiswa UINSU lainnya untuk lebih giat dalam menulis karya ilmiah. Hal ini juga sebagai upaya meningkatkan kualitas kampus.
Menurutnya, UINSU mempunyai peluang besar menembus jurnal nasional dan internasional. Apalagi tidak hanya untuk dosen stau guru besar, bahkan menulis dan menerbitkan jurnal merupakan kewajiban bagi mahasiswa. “Ini peluang dan kunci bagi UINSU Medan yang bisa didorong agar lebih giat lagi dalam penerbitan jurnal ilmiah,” tukasnya.
Dr Irwan menambahkan, di UINSU Medan kini mempunyai sekitar 80 jurnal yang terus berkembang. Dari jumlah itu, 26 di antaranya adalah jurnal yang terakreditasi di Sinta (Science and Technilogy Index) yakni di antaranys jurnal Miqot. Pengelola jurnal di kampus ini, banyak dari kalangan milenial dan berbakat.
“Maka besar peluang UINSU untuk meningkatkan jumlah dan kualitas publikasi karya ilmiah di jurnal-jurnal terakreditasi dan kredibel. Hal ini upaya kita menuju kejayaan UINSU, yang tidak hanya dari aspek gedung-gedung yang megah, namun juga penting publikasi ilmiah yang maju,” pungkasnya. (Piki/Yunni)
Bagikan: