Jakarta (Pendis) - Cita-cita Kementerian Agama, khususnya Ditjen Pendidikan Islam untuk mengenalkan Islam Nusantara pada dunia dan menjadikan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) sebagai World Class University makin terlihat jelas yang salah satunya melalui program diseminasi karya-karya ilmiah para cendikiawan PTKI.
Begitulah kira-kira kesimpulan pada Forum Tim Editor Series dari program diseminasi karya terbaik para dosen Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) pada hari Senin (27/4) kemarin, di Jakarta. Promosi Islam Nusantara bisa dipercepat melalui program unggulan Direktorat Pendidikan Tinggi Islam (DIKTIS) yakni International Dissemination for Islamic Scholarly Works (IDiSchoW).
Hadir pada rapat Tim Editor Series ini adalah Prof. Dr. Noorhaidi, MA., Arskal Salim GP, Ph.D., Dr. Mastuki, MA., Masdar Hilmy Ph.D, dan anggota lainnya. Forum merekomendasikan bahwa program-program Direktorat Pendidikan Tinggi Islam (DIKTIS) Ditjen Pendidikan Islam sejenis harus didesain dengan matang dengan target akhir karya tersebut terpublikasikan di academic press pada perguruan tinggi dunia, seperti penerbit Brill, Hawai, ESIAS (NUS) dan lain sebagainya.
"Jika buku-buku tersebut berhasil diterbitkan, maka sitasi dan indeksasi akan mengikutI dengan sendirinya. Ini akan mempercepat naiknya PTKI menjadi World Class University," ujar Masdar Hilmy, dosen UIN Sunan Ampel sekaligus sebagai Asisten Deputi Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya.
Selain IDiSchoW, DIKTIS juga memberikan bantuan publikasi untuk disertasi ataupun tesis terbaik yang juga akan diproyeksikan untuk mempromosikan Islam Nusantara pada dunia.
Sejumlah karya terbaik dari program IDiSchoW telah berhasil ditentukan. Dari lima belas karya, hanya ada enam karya yang direkomendasikan untuk dipercepat proses publikasinya. Enam karya tersebut dinyatakan paling minim kekurangan isi dan kesalahan penggunaan bahasa tulisan. Enam penulis akan diberi fellowship dari Kementerian Agama untuk menyempurnakan isi dan bahasa tulisan selama tiga bulan di bawah bimbingan/mentor seorang professor atau yang lainnya.
"Kami akan memberikan bantuan tambahan untuk proses perbaikan karya ilmiah tersebut," ujar Kasubdit Kelembagaan dan Kerjasama Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Ditjen Pendidikan Islam, Dr. Mastuki MA., menanggapi usulan dari anggota tim. Selama masa "uzlah" tersebut, penulis juga diharapkan mampu memproduksi proposal book yang akan diajukan penerbitannya oleh academic press perguruan tinggi dunia. Dan selama tiga bulan tersebut pula, penulis akan didampingi oleh anggota tim editor series dan penerjemah yang tersebar di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan UIN Sunan Ampel Surabaya.
Sementara itu, untuk sembilan karya sisanya akan dikembalikan kepada penulis untuk disempurnakan baik isi maupun bahasa. Proses perbaikan mandiri diberi waktu selama tiga bulan dan yang memenuhi ketentuan akan diberi fellowship tambahan selama tiga bulan selanjutnya.
Selanjutnya, Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Kemenag RI, akan melakukan langkah-langkah sebagai berikut; pertama, meminta kepada pimpinan PTKIN untuk memberi izin kepada para dosen penerima fellowship dan bagi PTKIN tujuan agar menyediakan ruangan khusus untuk para fellows dan menyediakan supervisor selama masa penulisan. Kedua, menyediakan dana selama masa riset.
Sebelum dicetak pada penerbit tingkat internasional, buku akan dicetak oleh asosiasi penerbitan UIN Pers yang diberi nama State Islamic University Syndicate (SIUS) Press yang pembiayaannya di-support oleh Kementerian Agama. [4n15/sya/ra]
Bagikan: