Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Kamaruddin Amin
Malang (Kemenag) – Kementerian Agama Republik Indonesia melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Ditjen Pendidikan Islam, menggelar Ramadhan Global Camp di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Jumat (7/3/2025). Acara ini menghadirkan talk show bertema “Kurikulum Cinta” yang melibatkan mahasiswa internasional dari Eropa, Timur Tengah, ASEAN, hingga Amerika.
Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Kamaruddin Amin, menyampaikan bahwa seluruh makhluk hidup harus saling mencintai karena kehidupan tidak lepas dari ekosistem yang telah diatur oleh Tuhan. Menurutnya, kesuksesan individu tidak bisa dipisahkan dari kontribusi orang lain serta interaksi manusia dengan lingkungan dan sesama.
“Kita tidak bisa mencapai keberhasilan tanpa ekosistem yang mendukung. Ada relasi antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan lingkungan sosial yang harus kita jaga,” ujar Kamaruddin.
Kurikulum Cinta pertama kali digagas oleh Menteri Agama, Nasaruddin Umar, sebagai pedoman bagi lembaga pendidikan di bawah Kementerian Agama, khususnya perguruan tinggi keagamaan Islam. Kurikulum ini diharapkan dapat mencetak generasi berbasis cinta kasih.
Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Sahiron Samsudin, menjelaskan bahwa konsep Kurikulum Cinta tidak hanya didasarkan pada Al-Qur'an dan Hadis, tetapi juga mengkaji teks-teks keagamaan dari berbagai agama yang menekankan cinta kasih sebagai solusi atas berbagai persoalan sosial dunia.
“Pak Menteri melihat berbagai problem sosial seperti kemiskinan, kekerasan, dan konflik yang masih terjadi. Pendidikan menjadi solusi ideal untuk menanamkan nilai-nilai cinta sejak dini hingga ke tingkat perguruan tinggi,” ungkap Sahiron.
Rektor UIN Malang, Zainuddin, menambahkan bahwa Indonesia sebagai negara dengan mayoritas penduduk Muslim harus menjadi contoh dalam menjaga keberagaman dan harmoni antaragama.
“Pluralitas adalah anugerah Tuhan yang harus dijaga. Indonesia kaya akan suku, agama, dan budaya, sehingga penting bagi kita untuk membangun kerja sama yang baik dalam keberagaman,” ujar Zainuddin.
Salah satu mahasiswa asal Libya, Salih Alson Haji, yang tengah menempuh pendidikan S3 di UIN Malang, mengungkapkan kekagumannya terhadap Indonesia yang mampu menjaga kerukunan di tengah keberagaman.
“Indonesia sangat kaya dalam segala aspek, baik budaya, agama, maupun bahasa. Namun yang luar biasa adalah bagaimana masyarakatnya tetap bisa hidup berdampingan dengan damai,” kata Salih.
Acara ini menegaskan pentingnya Kurikulum Cinta dalam menciptakan generasi yang mampu mengedepankan kasih sayang dan harmoni di tengah tantangan global saat ini.
Tags:
kurikulumcintaBagikan: