Depok (Kemenag) — Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Kementerian Agama menggelar Rapat Koordinasi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) di Depok, Senin (21/4/2025). Pertemuan strategis ini menghadirkan para rektor PTKIN dari seluruh Indonesia guna merumuskan arah pengembangan perguruan tinggi keagamaan yang unggul, inklusif, dan adaptif terhadap tantangan zaman.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno, menekankan pentingnya kolaborasi lintas lembaga sebagai strategi utama penguatan mutu PTKIN. Menurutnya, sinergi antara PTKIN dan Madrasah Aliyah Negeri, khususnya MAN Insan Cendekia, menjadi kunci lahirnya generasi unggul yang siap bersaing di level nasional maupun global.
“MAN Insan Cendekia telah terbukti menjadi model pendidikan menengah berkualitas. PTKIN harus aktif menjalin kemitraan strategis, salah satunya dengan membangun Madrasah Laboratorium (Madrasah Lab) unggulan yang dapat menjadi inkubator calon mahasiswa terbaik,” ujar Guru Besar UIN Raden Fatah Palembang itu.
Lebih jauh, Prof. Suyitno menyebut PTKIN memiliki potensi besar untuk tampil sebagai pusat keunggulan pendidikan tinggi berbasis nilai-nilai keislaman yang ramah dan terintegrasi. Untuk itu, penguatan peran Career Development Center di setiap kampus menjadi keharusan.
“Civitas akademika harus menjadi agen promosi bagi institusinya. PTKIN perlu membangun jejaring kolaboratif, tidak hanya dengan madrasah, tetapi juga dengan dunia industri dan kampus internasional,” tegasnya.
Dirjen Pendis juga mendorong penyelenggaraan program double degree dengan kampus luar negeri bereputasi, serta pembukaan peluang bagi mahasiswa asing untuk belajar di PTKIN. Di samping itu, penguatan riset yang relevan dengan arah kebijakan nasional turut menjadi prioritas.
Senada dengan hal tersebut, Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam, M. Arskal Salim GP, mengajak PTKIN untuk lebih aktif berkontribusi dalam isu-isu strategis pendidikan nasional, termasuk pembahasan RUU Sisdiknas.
“PTKIN harus tampil sebagai motor perubahan. Penguatan kapasitas Guru Besar, misalnya, dapat dilakukan lewat program magang di organisasi internasional. Kolaborasi dengan perusahaan teknologi global seperti Microsoft atau Google juga bisa menjadi lompatan besar dalam transformasi digital PTKIN,” pungkasnya.
Bagikan: