Cirebon (Pendis) - Peneliti Jeder Institute Australia, Dee Brooks, memperkenalkan metode ABCD (Assed Based Community Development) kepada peserta konferensi ICON UCE 2022. Ia menyatakan keberadaan aset sangat penting sebelum melakukan penelitian.
Ia meyakinkan peserta bahwa metode ABCD sangat efektif dapat menemukan kekuatan dalam sebuah komunitas, bagaimana model pembangunan komunitas tersebut berbeda dari model pelayanan masyarakat.
"Metode ABCD ini menempatkan komunitas sebagai pusat membuat keputusan lokal, selain itu menggerakkan individu dan partisipasi masyarakat untuk melakukan sebuah perubahan, serta memperkuat jaringan," ucap Dee Brooks menyampaikan materi bertajuk 'ABCD and Art of Hosting Practitiner Occasional Nomad' dalam rangkaian ICON UCE 2022 di Gedung Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati, Selasa (25/10/2022).
Dijelaskan dia, ada sejumlah langkah dalam memetakan aset. Langkah pertama yakni peneliti harus menemukan dan mengidentifikasi aset yang ada dalam kehidupan kelompok masyarakat.
Setelah memetakan aset, maka seluruh aset harus saling dihubungkan satu dengan lainnya sehingga dapat menciptakan sebuah peluang bagi aset-aset tersebut agar lebih produktif dan kuat secara bersama-sama.
Adapun enam tipe aset yang harus dihubungkan, kata Dee Brooks, diantaranya meliputi keahlian yang dimiliki individu, kemudian jejaring kelompok, institusi, aset fisik, serta adanya usaha-usaha produksi didalam komunitas tersebut serta menggali budaya atau nilai-nilai yang dianut komunitas masyarakat tersebut.
Dalam kesempatan yang sama, Martha C. Beck dari Lyon College USA memaparkan kondisi lingkup akademik di Amerika Serikat. Para ilmuwan laboratorium fokus mendalami pengetahuan baru yang lebih spesifik. Misalnya menemukan inovasi obat-obatan medis untuk kesehatan fisik dan mental, kemudian penemuan vaksin baru dan lain sebagainya.
"Semakin banyak spesialisasi, mereka tinggal di laboratorium, saling berdiskusi yang mengarah pada penciptaan pengetahuan baru," jelas Martha.
Sementara dalam cakupan rumpun ilmu sosial, penelitian banyak difokuskan pada dinamika kehidupan masyarakat misalnya jasa lembaga survei profesional terhadap kepentingan sebuah kelompok.
Data tersebut, kata Martha, dapat dimanfaatkan untuk kepentingan kampanye politik sehingga menghasilkan kebijakan publik.
Di akhir paparannya, Martha mengajak akademisi Indonesia khususnya sivitas akademika PTKI untuk mengembangkan model penelitian yang mengorelasikan budaya Indonesia dengan prinsip-prinsip Pancasila, sehingga menjadi model baru pendidikan terpadu yang mencakup kebutuhan akan paradigma universal dan berkelanjutan.
Bagikan: